Jumat 01 Jun 2018 04:35 WIB

Ini Cerita JK Jalankan Puasa di Turki dan Spanyol

Wapres Jusuf Kalla mengaku mendapat pelajaran puasa di negara minoritas Islam.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan paparan saat ceramah tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta, Kamis (24/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan paparan saat ceramah tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta, Kamis (24/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengutarakan perbedaan atmosfer ramadan di Turki dan Spanyol. Adapun, pada 18 Mei 2018 lalu, Jusuf Kalla menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Internasional (OKI) di Istanbul, Turki.

Jusuf Kalla menceritakan pengalamannya menghadiri konferensi saat Ramadhan di Istanbul. Ketika itu, konferensi dimulai pada pukul 17.00 waktu setempat. Adapun, waktu maghrib di Istambul yakni sekitar pukul 20.30 waktu setempat.

Jusuf Kalla mengatakan, ini adalah pertama kalinya dia mengikuti konferensi tanpa jeda istirahat, sholat, dan makan (ishoma). Apalagi, konferensi tersebut dihadiri oleh negara-negara anggota OKI.

Ketika itu, saat adzan maghrib hidangan takjil mulai disajikan. Setelah selesai adzan tidak ada istirahat untuk jeda shalat dan makan malam, namun konferensi terus berlangsung hingga sekitar pukul 00.00 waktu setempat.

"Betul musafir kita bisa jamak, tapi Erdogan kan sudah di Turki, tinggal disana. Jadi saya bersyukur di Indonesia pasti interupsi segala macam itu untuk ishoma," kata Jusuf Kalla ketika memberikan pidato dalam acara buka puasa bersama ICMI di Istana Wakil Presiden, Kamis (31/5).

Kemudian, Jusuf Kalla menceritakan pengalaman Ramadhan lainnya di negara yang penduduknya mayoritas bukan muslim. Sekitar 10 tahun lalu, Jusuf Kalla melakukan perjalanan dinas ke Spanyol bertepatan dengan bulan ramadan. Saat itu, Jusuf Kalla beserta rombongan tidak berpuasa karena sedang safar atau melakukan perjalanan jauh dan sudah termasuk ke dalam golongan musafir.

Saat singgah di Madrid, Jusuf Kalla beserta rombongan langsung menuju ke sebuah kedai kopi. Jusuf Kalla mengatakan, ada beberapa orang dalam rombongan tersebut yang memakai kopiah dan pemilik kedai kopi langsung menegur mereka karena belum waktunya berbuka puasa.

"Ada kawan berkata, ini wakil presiden, lalu pelayan bilang wakil presiden harus kasih contoh yang baik dan berjanji besok harus puasa," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengatakan, dirinya justru mendapatkan pelajaran agama ketika di Spanyol. Sementara di negara yang penduduknya mayoritas Islam justru tidak mempraktikkan keislamannya.

"Jadi saya dapat pelajaran agama justru di Spanyol, itu pengalaman, kadang kita bicara kegaaman, keislaman tapi pelaksanaannya, tidak," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengatakan, suasana keagamaan di Indonesia berjalan jauh lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya. Adapun Jusuf Kalla menilai, praktik keislaman di Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara lain yang mayoritaa berpendudul Islam.

"Karena itu kita bersyukur hidup di Indonesia, dalam keagamaan kita jauh lebih baik dari banyak orang yang bicara tentang keislaman, perjuangan tapi caranya berbeda, caranya justru menjadi sekuler," kata Jusuf Kalla. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement