REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Asian Games XVIII 2018 tanpa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang memicu terjadinya kabut asap menjadi target pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel). Untuk mencegah terjadinya karhutla, Pemprov Sumsel melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah melakukan pencegahan sejak dini.
"Sekarang kami sudah melakukan antisipasi karhutla dengan melakukan patroli udara untuk memantau titik api di daerah-daerah yang rawan terbakar khususnya di kawasan lahan gambut," kata Kepala BPBD Sumsel Iriansyah, Rabu (30/5).
Saat ini sudah tiba di Palembang sebanyak empat unit helikopter, dua sudah melakukan patroli udara dan dua lainnya masih dalam perakitan. "Helikopter tersebut selain untuk patroli juga untuk melakukan boombing water," ujarnya.
Menurut Iriansyah saat berbicara di depan wartawan pada acara kunjungan jurnalistik yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan LHK, Untuk mengantisipasi karhutla menjelang Asian Games, Sumsel membutuhkan sebanyak 10 helikopter. Saat ini sudah tiba empat helikopter. "Helikopter bantuan selain dari BNPB juga bisa dari Kementerian LHK dan kementerian lainnya," ujarnya.
Baca juga: Lebih Aman Jika Lahan tak Dibakar
Iriansyah menjelaskan, berdasarkan laporan BMKG suhu di Sumatera Selatan pada Agustus nanti atau saat Asian Games berlangsunng diperkirakan cukup panas karena bersamaan puncak kemarau. Untuk itu Pemprov Sumsel sudah menetapkan status waspada karhutla sejak Februari 2018, katanya.
Menurut Iriansyah memang saat ini cuaca di Sumsel masih bersahabat, di beberapa daerah seperi di Palembang masih kerap turun hujan. Walau turun hujan kita boleh lengah, setiap hari patroli udara terus dilakukan. Selain memantau hot spot dari laporan satelit juga dilakukan pemantauan langsung dengan helikopter, siapa tahu ada hot spot yang tidak terpantau satelit, ujar Iriansyah yang juga Wakil Komandan Satuan Tugas (Satgas) Karhutla yang dipimpin Komandan Korem 044/ Garuda Dempo.
BPBD Sumsel terus memantau kawasan rawan karhutla khususnya pada empat provinsi yang rawan karhutla dan paling banyak memiliki hot spot atau titik api pada 2015 lalu, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Ogan Ilir (OI), Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).