REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi beberapa hari terakhir memang tidak mengeluarkan aktivitas yang cukup berarti. Namun, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan Gunung Merapi dalam level II atau waspada.
Pengamatan BPPTKG, secara meteorologi cuacanya cukup cerah dan berawan, dengan angin yang bertiup lemah hingga sedang ke timur dan tenggara. Suhu udara berada antara 23,4 sampai 31 derajat celsius.
Kelembaban udara 34-68 persen, dengan tekanan udara 870-944.7 mmHg. Visual gunung cukup jelas dengan kabut 0-I sampai 0-III dan asap kawah tidak teramati. Untuk guguran terjadi lima kali dengan amplitudo 8-11 mm dan durasi 20-24 detik.
Hembusan terjadi dua kali dengan amplitudo 50-70 mm dan berdurasi 22-25 detik. Gempa tektonik lokal terjadi satu kali dengan amplitudo tiga mm, S-P 17 detik dan durasinya hanya 40 detik.
BPPTKG tetap tidak merekomendasikan kegiatan pendakian untuk sementara, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan mitigasi bencana. Radius tiga kilometer dari puncak masih diminta dikosongkan dari aktivitas penduduk.
Masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III diminta tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, status Gunung Merapi akan ditinjau kembali.
Meski begitu, masyarakat diminta agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi, yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan pemerintah daerah. Masyarakat dapat pula menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi.
Caranya dapat dilakukan melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG atau langsung ke kantor BPPTKG. Kepada pemerintah daerah, diminta pula agar terus menyosialisasikan kondisi terkini Gunung Merapi.