REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, menjamin kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) yang tercecer di Bogor, Jawa Barat, tidak digunakan untuk kepentingan apa pun. Dia memastikan peristiwa murni merupakan kesalahan teknis.
Menurut Tjahjo, penelusuran atas kejadian tercecernya KTP-el itu sudah selesai dilakukan. Temuan dari pihak kepolisian pun sudah disampaikan.
"Hari ini kami sampaikan bahwa itu clear, murni kesalahan, kecelakaan. Itu kan (KTP-el) sudah rusak sehingga kami harap masyarakat jangan berspekulasi," kata Tjahjo kepada wartawan di kantor BPK, Jakarta, Rabu (30/5).
Pada Rabu sore, Tjahjo juga melakukan kunjungan ke gudang Kemendagri di Semplak, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Melalui kunjungan tersebut, dia mengajak masyarakat untuk melihat gudang penyimpanan milik Kemendagri.
"Kami ingin menunjukkan kondisi sebenarnya, gudangnya seperti apa, supaya jangan hanya di media sosial saja. Agar tidak ada lagi persepsi macam-macam soal kejadian ini," katanya menambahkan.
Sebelumnya publik sempat dihebohkan dengan adanya ribuan KTP-el yang tercecer di ruas Jalan Raya Salabenda, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/5). Ribuan KTP-el yang tersimpan dalam kardus itu terjatuh dari sebuah truk engkel yang sedang melintas dari arah Kayumanis menuju Parung.
Dari hasil penyelidikan, Polres Bogor memastikan bahwa tercecernya KTP ini tidak ada unsur pidana dan murni kelalaian dari ekspedisi. Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri Zudan Arif Fakhrulloh, tercecernya KTP-el tersebut merupakan kejadian pertama.
Ia mengungkapkan setelah dilakukan pemeriksaan oleh kepolisian, ribuan KTP-el tersebut tercecet karena kelalaian saat penempatan kardus berisi KTP pada bak mobil. "(Penempatan) menyebabkan kardus tersebut jatuh dalam perjalanan. Proses investigasi dari internal Kemendagri juga sudah berjalan sesuai dengan intruksi Bapak Mendagri," kata dia pada Selasa (29/5).