Senin 28 May 2018 14:04 WIB

Guru Madrasah Honorer Minta Uu Tingkatkan Kesejahteraan

Guru memiliki peranan penting dalam mendidik dan menciptakan generasi penerus bangsa.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Uu Ruzhanul Ulum
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Uu Ruzhanul Ulum

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perhimpunan Guru Madrasah (PGM) Indonesia se-Jawa Barat mendesak calon pemimpin baru Jawa Barat lebih memerhatikan nasib mereka. Pasalnya, selama ini perhatian dari pemerintah, termasuk Pemprov Jabar, dirasa masih kurang.

Desakan ini diungkapkan PGM saat bersilaturahmi dengan calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Uu Ruzhanul Ulum, di Bandung, Ahad (27/5). Menurut Ketua PGM Jawa Barat Herry Purnama, pemerintah harus lebih memerhatikan guru madrasah di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat. 

"Jujur saja, kita para guru madrasah di Jawa Barat enggak pernah merasakan perhatian dari pemerintah daerah di Jawa Barat, baik dari itu insentif, honor, atau lain-lainnya," ujar Herry.

Herry pun menyayangkan sikap pemerintah daerah yang selalu melemparkan ke pemerintah pusat jika dikeluhkan hal seperti ini. "Madrasahnya ada di daerah, guru-gurunya di daerah. Dikaitkan ke pusat? Enggak bisa gitu dong," katanya.

Herry mengatakan, jumlah guru madrasah honorer jauh lebih banyak jika dibandingkan guru yang telah diangkat menjadi PNS. Saat ini, jumlah guru honorer madrasah di Jawa Barat  mencapai 146 ribu.

"Dari 146 ribu tersebut, hanya 22 ribu yang berstatus PNS. Jadi, bayangkan saja jumlah guru madrasah yang tidak mendapatkan gaji layak," katanya.

Oleh karena itu, Herry berharap, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum bisa lebih berpihak kepada mereka jika terpilih menjadi pemimpin Jawa Barat. Bahkan, dalam kesempatan itu PGM Jawa Barat mendeklarasikan dukungan kepada pasangan nomor urut 1 tersebut.

"Kalau Pak Uu mau memperjuangkan, kami akan dukung dan kami akan kawal terus kesanggupan beliau atas tuntutan kami ini. Beliau orang madrasah, beliau tahu kondisi madrasah. Beliau juga kan punya pesantren, jadi pasti tahu pedihnya kami," katanya.

Menanggapai hal ini, wawagub Uu mengaku siap memperjuangkan apa yang menjadi tuntutan guru madrasah itu. Selain karena jumlahnya yang banyak, nasib guru honorer ini harus diperjuangkan sebab mereka memiliki peranan penting dalam mendidik dan menciptakan generasi penerus bangsa.

"Tanpa guru-guru, sumber daya manusia unggul mustahil bisa dilahirkan. Jadi secara prinsip, kami siap memberikan perhatian yang lebih terhadap guru-guru madrasah, terutama honorer," katanya.

Uu mengaku, komitmennya terhadap madrasah, pesantren, dan kegiatan agama sendiri telah dilakukan semasa menjabat Bupati Tasikmalaya. Salah satunya dengan menggelontorkan dana hingga Rp58 miliar per tahun.

Namun untuk di tingkat provinsi, menurut Uu, dirinya belum bisa merinci secara pasti berapa besaran honor yang ditawarkan jika mereka terpilih nanti. Dia hanya mengatakan, jumlah uang yang dikucurkan akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran dan tentunya lebih besar dari yang diterima para guru madrasah honorer saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement