Ahad 27 May 2018 08:23 WIB

Pengelola Candi Lakukan Antisipasi Dampak Erupsi Merapi

Antisipasi dilakukan sejak BPPTKG menaikkan status Gunung Merapi pada 21 Mei 2018.

Candi Borobudur dan kawasan sekitarnya terlihat dari Punthuk Setumbu, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Candi Borobudur dan kawasan sekitarnya terlihat dari Punthuk Setumbu, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko telah menyiapkan langkah antisipasi untuk melindungi bangunan Candi Borobudur dari dampak erupsi Gunung Merapi. Upaya antisipasi dilakukan sejak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status Gunung Merapi dari normal ke waspada pada 21 Mei 2018.

“Kami bersama Balai Konservasi Candi Borobudur telah menyiapkan langkah pengamanan dan antisipasi untuk melindungi bangunan Candi Borobudur," kata Sekretaris Perusahaan PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Ahmad Muchlis, Ahad (27/5).

Menurut dia, sejak Gunung Merapi terjadi erupsi freatik beberapa hari lalu juga tidak ada pengaruhnya terhadap pengunjung yang datang ke Candi Borobudur. "Tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pengunjung ke Candi Borobudur, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara," katanya.

Ia mengatakan untuk mengantisipasi dampak kenaikan status Gunung Merapi, PT TWC terus berkoordinasikan dengan Balai Konservasi Borobudur yang bersama sama sudah menyiapkan mitigasi bencana dengan mengikuti perkembangan status Gunung Merapi. "Termasuk kapan akan memasang parasut untuk melindungi Candi Borobudur," katanya.

Muchlis mengatakan, upaya tersebut sebagai usaha menyelamatkan Candi Borobudur yang akan didahulukan. "Harapan kami aktivitas Gunung Merapi kembali normal dan tidak sampai berdampak terhadap Candi Borobudur," katanya.

BPPTKG Yogyakarta menaikkan status aktivitas Gunung Merapi dari tingkat Normal menjadi Waspada, pada Senin 21 Mei 2018 pukul 23.00 WIB. Peningkatan status Normal menjadi Waspada tersebut disebabkan terjadinya beberapa kali letusan freatik disertai gempa vulkanik tektonik serta gempa tremor yang berulang kali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement