REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jumlah korban keracunan diduga karena mengonsumsi tutut atau keong sawah di Kota Bogor, Jawa Barat, terus bertambah. Hingga Sabtu siang, korban dirawat dilaporkan mencapai 85 orang.
"Sabtu pagi sudah ada 60 orang yang dilaporkan dan dibawa ke pusat kesehatan, sampai siang ini bertambah lagi, totalnya ada 85 orang," kata Sekretaris Kelurahan Tanah Baru, Muslim, saat ditemui di Puskesmas Bogor Utara, Kota Bogor, Sabtu (26/5).
Muslim mengatakan warga yang mengalami keracunan dirawat di sejumlah pusat layanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.
Ia merinci data awal sekitar 20 orang dirawat di Puskesmas Bogor Utara, 15 orang di RSUD Kota Bogor, dengan rincian RSUD ada 15 orang, RS Mulia empat orang, RS Azra tiga orang, PMI dua orang, RS Vania satu orang, Puskesmas Tanah Sareal enam orang, Puskesmas Mekar Wangi tiga orang.
"Beberapa warga ada yang berinisiatif merawat sendiri tanpa rujukan puskesmas, dan ada sekitar 19 dirawat di rumah," kata Muslim.
Menurut Muslim, kejadian luar biasa keracunan tutut ini berawal sejak Jumat (25/6) dari laporan kader yang juga mantan RT di grup chat RW 007. Yang melaporkan banyak warga mengeluh mual, muntah, dan diare setelah mengkonsumsi tutut.
Tutut tersebut dibeli dari Mang Juju, penjual jajanan yang ada di wilayah tersebut. Tutut yang dijual itu bersumber dari pembuat Bu Yayah warga RT 004/RW 007. "Mereka itu pedagang lama, sudah biasa jualan tutut," katanya.
Menurutnya, selama ini tidak pernah terjadi peristiwa tersebut. Untuk pertama kalinya warga mengalami keracunan setelah makan tutut. Dari laporan tersebut, pihak kelurahan menginstruksikan agar warga dibawa ke Puskesmas Bogor Utara untuk mendapatkan perawatan.
Total ada sekitar 38 warga yang dibawa ke Puskesmas Bogor Utara pada Jumat (25/5) malam. Karena daya tampung puskesmas tidak mencukupi, sebagian warga dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Hingga Sabtu pagi, jumlah warga yang datang dirawat terus bertambah menjadi 60, dan siang harinya bertambah lagi datanya menjadi 85 orang.
Sementara itu, berdasarkan informasi dari warga, tutut yang dimakan saat itu sudah agak berlendir, bahkan aromanya kurang enak. Selain mengkonsumsi tutut secara utuh, ada juga warga yang hanya meminum air kuahnya saja ikut mengalami gejala yang sama.
Muslim mengatakan hampir sebagian besar mereka yang mengalami keracunan berstatus anak-anak dengan usia antar 10 sampai 15 tahun, dan sebagian lagi orang dewasa. "Dari tadi malam kebanyakan pasiennya anak-anak, tapi banyak juga yang dewasa," katanya.
Hingga berita ini diturunkan sebagian besar warga masih menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit dan puskesmas, ada beberapa yang rawat jalan.