REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi II DPR Zainuddin Amali menilai, pengangkatan Ali Mochtar Ngabalin sebagai Tenaga Ahli Utama Deputi IV Kantor Staf Presiden sudah tepat. Menurutnya, hal itu akan memperkuat komunikasi pemerintah ke berbagai kalangan.
"Karena sebagus apa pun yang telah dikerjakan, tapi tidak ada yang mengomunikasikan ke pihak luar (masyarakat), tentu tidak akan tahu sudah berbuat apa. Pak Ali Mochtar Ngabalin diharapkan dapat memperkuat tim komunikasi," kata Amali di Jakarta, Kamis malam (24/5).
Amali menilai Ali Mochtar yang berlatar belakang ulama dan punya jaringan di kelompok muslim, akan bisa memperkuat komunikasi pemerintah ke berbagai kalangan. Amali juga meyakini keputusan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menunjuk Ali didasarkan atas profesionalitas, diapresiasi sebagai manifestasi inklusifitas, dan bukan untuk kepentingan politis.
Penambahan jumlah personil di lingkaran dalam istana, menurut Amali, akan berbanding lurus dengan upaya penyebarluasan informasi tentang kinerja dan keberhasilan pemerintah. "Itu tidak bisa dilakukan hanya dengan satu, dua, atau tiga orang saja. Masuknya Pak Ali Mochtar Ngabalin itu menambah kekuatan dan semakin bagus terinformasi ke bawah," ujarnya.
Menurutnya, pengangkatan Ali tersebut berdasarkan rekam jejak yang bersangkutan selama ini yang terkenal memiliki jaringan yang luas dikalangan pesantren dan juga pernah menjadi anggota DPR sehingga jaringan politiknya luas. Dia mengatakan bahwa penempatan Ali tersebut bukan ditujukan untuk meredam serangan-serangan politik kepada pemerintah.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pengangkatan Ali Mochtar Ngabalin sebagai Tenaga Ahli Utama guna membantu Kantor Staf Presiden melakukan fungsi komunikasi politik kepada publik.
"Dia adalah politisi senior yang punya banyak pengalaman dan jaringan. Tugasnya adalah sebagai Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Presiden. Bukan sebagai Juru Bicara Presiden atau Staf Khusus Presiden. Dia akan membantu mengomunikasikan apa yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah. Sudah begitu banyak program dan kebijakan yang dibuat Pemerintah, dan memerlukan komunikasi kepada publik yang lebih luas," kata Moeldoko dalam siaran persnya, Rabu (23/5).
Terhitung sejak 1 Mei 2018, Kantor Staf Presiden mengangkat beberapa tenaga profesional baru, untuk memperkuat peran lembaga yang didirikan berdasarkan Peraturan Presiden No. 26/2015 ini, salah seorang tenaga profesional itu ialah Ali Mochtar Ngabalin, yang menempati posisi sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, di mana Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan dipimpin oleh Eko Sulistyo.
Ali Mochtar menjelaskan bahwa motivasinya masuk ke lingkar dalam Istana, hanya untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. "Anda harus redamkan seluruh kebencian, itu pikiranku. Karena itu saya mau datang ke sini," ujarnya.
Ngabalin memuji kinerja Presiden Jokowi dan para pembantunya sebagai pemerintahan yang selalu memikirkan nasib rakyat dan kepentingan bangsa. Karena itu dia mengajak semua semua pihak memberikan dukungan full kepada pemerintah demi menyelesaikan segala persoalan di masyarakat.