Kamis 24 May 2018 20:05 WIB

Bung Karno dan Tegaknya Norma Islam untuk NKRI

Bung Karno adalah sosok Islam Nusantara yang berkemajuan.

Direktur Eksekutif Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Hasibullah Satrawi
Foto: istimewa
Direktur Eksekutif Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Hasibullah Satrawi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Banyak sudah kisah perjuangan Presiden Soekarno menyatukan Indonesia melalui Pancasila. Berkat nilai Pancasila yang dia gali, Indonesia mampu menjadi negara besar yang demokratis, rukun, dan toleran.

Direktur Eksekutif Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Hasibullah Satrawi mengatakan, Bung Karno berhasil menghadirkan Islam Nusantara.

“Bung Karno adalah sosok Islam Nusantara yang berkemajuan,” kata Hasibullah, dalam seri diskusi Bung Karno dan Islam, yang digelar Megawati Institute, di Jakarta Pusat, Kamis (24/5).

Hasibullah menyampaikan, Bung Karno adalah seorang nasionalis yang sangat memahami Islam. Pemahamannya terhadap Islam diterjemahkan Bung Karno dengan merangkul rakyat sejak masa penjajahan dan setelah Indonesia merdeka. Karena itu, kata Hasibullah, keliru jika Bung Karno dinilai jauh dari ajaran Islam.

Dia melanjutkan, Bung Karno mampu menyatukan rakyat Indonesia yang terdiri dari banyak suku dan agama. Bung Karno juga berperan besar menjaga semangat seluruh rakyat Indonesia mencapai kemerdekaan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kalau bukan Bung Karno, mungkin kita (Indonesia) menjadi Madura sendiri, Jawa sendiri, Sumatera sendiri (tidak bersatu,” ungkap Hasibullah dalam siaran persnya.

Pemikiran-pemikiran Bung Karno, kata Hasibullah, berhasil meyakinkan tokoh-tokoh Islam pada saat itu untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai negara Islam karena di dalamnya terdapat rakyat pemeluk agama lain dan ikut berjuang meraih kemerdekaan.

“Bung Karno merumuskan intisari ilmu (Islam), maka para tokoh Islam tidak mempersoalkan apakah menjadi negara Islam atau NKRI, yang penting norma (Islam-nya) hadir. Alasannya adalah mereka menyadari tidak ada sayu ayat Alquran yang eksplisit mengatakan umat Islam harus menegakkan negara Islam,” ungkap Hasibullah

“Dengan fakta seperti ini, jangan pernah dibayangkan Indonesia lahir dari orang yang tidak paham agama. Bung Karno yang saat itu dianggap sebagai kelompok nasionalis sangat memperhatikan konsep, ruh, dan amalan Islam,” sambung dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement