Kamis 24 May 2018 18:45 WIB

Sultan: Pemprov akan Selalu Fasilitasi Warga Sekitar Merapi

Sultan sebut warga sudah memahami setiap 4 tahun Merapi terjadi peningkatan aktivitas

Visual Gunung Merapi usai terjadinya letusan freatik pada Rabu (23/5) siang pukul 13.49 WIB.  Letusan ini yang kedua terjadi sepanjang Rabu, dan letusan freatik telah terjadi tiga hari berturut.
Foto: Dok BPPTKG
Visual Gunung Merapi usai terjadinya letusan freatik pada Rabu (23/5) siang pukul 13.49 WIB. Letusan ini yang kedua terjadi sepanjang Rabu, dan letusan freatik telah terjadi tiga hari berturut.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan pemerintah daerah akan selalu memfasilitasi warga di sekitar Gunung Merapi. Hal ini jika warga mengungsi saat terjadi peningkatan aktivitas gunung api aktif di perbatasan DIY dan Jawa Tengah tersebut.

"Warga yang turun tentu akan difasilitasi. Kalau memang merasa takut, ya, biarkan mengungsi. Perasaan orang berbeda-beda," kata Sultan HB X usai mengunjungi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Kamis (24/5).

Menurut dia, warga yang tinggal di sekitar Gunung Merapi sudah memahami karakter gunung tersebut bahkan sudah melakukan persiapan yang matang. Misalnya mengemas barang-barang penting, seperti pakaian dan surat berharga sehingga saat terjadi letusan sudah tinggal dibawa.

"Warga sudah memahami jika 4 tahun sekali akan terjadi peningkatan aktivitas. Mereka sudah bersiap-siap," katanya.

Ia menambahkan bahwa erupsi Gunung Merapi membutuhkan proses sehingga sangat dimungkinkan untuk melakukan persiapan guna menghindari korban. "Tinggal masyarakatnya mau mengikuti arahan atau tidak? Ini 'kan bukan gempa bumi yang akibatnya dirasakan saat itu juga," katanya.

Untuk penanganan pascaerupsi, lanjut Sultan, masih menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Meskipun demikian, Pemerintah Provinsi DIY siap turun tangan membantu jika diperlukan.

"Ada dana tidak terduga yang bisa digunakan," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengatakan bahwa dana tidak terduga yang dianggarkan melalui APBD DIY tahun ini mencapai Rp 9,5 miliar. "Belum ada permintaan dari Sleman," katanya.

Sampai saat ini, bantuan yang sudah didistribusikan oleh BPBD DIY adalah kebutuhan logistik, di antaranya tikar, permakanan, "family kit", dan sukarelawan. Untuk pengungsi, Biwara menyebut ada sekitar 50 hingga 55 warga usia lanjut yang menjadi pengungsi di Glagahharjo.

"Warga yang berusia lebih muda, tetap beraktivitas seperti biasa," katanya.

Pada hari Kamis (24/5) hingga pukul 13.00 WIB, Gunung Merapi sudah mengalami dua kali letusan. Letusan pertama terjadi pukul 02.56 WIB selama 4 menit dengan ketinggian kolom 6.000 meter dan letusan kedua terjadi pukul 10.48 WIB berdurasi 2 menit dengan tinggi kolom letusan 1.500 meter.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyebut kondisi Merapi dalam tahapan menuju proses letusan magmatis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement