Kamis 24 May 2018 11:28 WIB

Letusan Merapi Tunjukkan Awal Erupsi Magmatis

Status Merapi masih dalam kondisi waspada.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Visual Gunung Merapi pada Kamis pagi setelah terjadi letusan dan erupsi pada Kamis (24/5) dini hari.  Letusan berisi pijaran itu sendiri mengakibatkan hujan abu dan kabut sekitaran Magelang dan Sleman.
Foto: Dok BPPTKG
Visual Gunung Merapi pada Kamis pagi setelah terjadi letusan dan erupsi pada Kamis (24/5) dini hari. Letusan berisi pijaran itu sendiri mengakibatkan hujan abu dan kabut sekitaran Magelang dan Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi kembali mengeluarkan letusan pada Kamis (24/5) dini hari. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tidak lagi menyebut letusan itu sebagai letusan freatik.

"Awan pijar merah itu menunjukkan adanya material yang dari dalam, itu merupakan magma. Sehingga kita bisa menyebutkan ini adalah sebuah awal menuju proses erupsi magmatis," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Kamis (24/5) pagi.

Ia menuturkan, letusan terjadi pada 02.56 WIB dan rekaman seismik mencatat amplitudo maksimum 60 mm, durasi empat menit dan tinggi kolom 6.000 meter. Suara gemuruh terdengar dari semua pos pengamatan Gunung Merapi.

Dari pemantauan sampai pukul 08.00, BPPTKG menyatakan tingkat aktivitas Gunung Merapi masih pada level II atau waspada. Saat kejadian, visual CCTV pemantauan suhu kawah terhalang kabut tebal.

Baca juga: BPPTKG: Perilaku Merapi Hampir Sama Pascaletusan 1872

Mengacu kepada petugas PGM dan BPBD Kabupaten Magelang, letusan menghasilkan hujan abu dan pasir yang menuju ke barat daya. Mulai Desa Tegalrandu, Sumber, Dukun, Ngadipiro, Banyubiru, Muntilan, Mungkid, Menayu, Kalibening dan Salaman.

Data kegempaannya, satu letusan dengan amplitudo 60 mm berdurasi 3,5 menit, sekali guguran dengan amplitudo 2 mm berdurasi 9 detik, satu hembusan dengan amplitudo tiga mm berdurasi 16 detik dan satu multiphase dengan amplitudo dua mm berdurasi 11 detik.

"Melihat kondisi Gunung Merapi terkini, maka tingkat aktivitas masih dalam kondisi waspada atau level II, dan radius tiga kilometer dari puncak tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk," kata Hanik, Kamis (24/5).

Hanik menambahkan, untuk mengurangi dampak abu, masyarakat yang beraktivitas di luar ruang diimbau menggunakan masker. Serta, masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Merapi diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dan mengantisipasi dampak abu vulkanik.

Perkembangan yang terjadi usai erupsi, BPPTKG menyebut hujan abu sampai ke Kebumen, Purworejo dan Gombong. Sedangkan, masyarakat sekitaran lereng-lereng Gunung Merapi yang khawatir melakukan evakuasi mandiri ke titik-titik aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement