Rabu 23 May 2018 00:31 WIB

Merapi Waspada, Masyarakat Diimbau Tetap Tenang

Status Waspada ditandai dengan beberapa erupsi freatik Merapi.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Andri Saubani
Seorang petani memanen cabai di lahan pertanian lereng Gunung Merapi, Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (22/5).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang petani memanen cabai di lahan pertanian lereng Gunung Merapi, Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Terkait kenaikan aktivitas Gunung Merapi ditandai dengan beberapa erupsi freatik dan penetapan status Waspada oleh Badan Geologi pada 22 Mei 2018, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) memberikan sejumlah himbauan. Ketua MDMC, Budi Setiawan menghimbau agar warga selalu mengikuti arahan petugas BPBD setempat dan tidak mengikuti informasi yg tidak jelas sumbernya.

Menurut Budi Setiawan, saat ini pemerintah Provinsi DIY dan Jawa Tengah bersama jaringan relawan, warga di sekitar lereng Merapi dan lembaga masyarakat seperti Muhammadiyah telah membangun koordinasi jauh-jauh hari untuk mengantisipasi perkembangan Gunung Merapi. Hal tersebut ditandai dengan cukup mudahnya masyarakat mendapatkan informasi resmi terbaru dari pemerintah daerah dan juga terkoordinasinya relawan berbagai unsur ketika peningkatan aktivitas terjadi.

"Contohnya malam tadi MDMC dengan kekuatan satu mobil operasi dan tujuh personel beroperasi bersama SAR DIY dan TRC BPBD DIY mendampingi warga di Srunen, desa yang cukup dekat dengan puncak Gunung Merapi. Wargapun dengan tertib sukarela melakukan evakuasi mandiri," ujarnya, Selasa (22/5).

Ia pun menilai, peran tokoh masyarakat, tokoh agama atau guru di sekolah untuk menyampaikan secara tepat terkait penyikapan yang proporsional sangat penting. "Tadi pagi di Masjid Gedhe Kraton Yogyakarta dalam kuliah subuh saya juga memberikan materi tentang fikih kebencanaan dan kesiapsiagaan terkait Gunung Merapi," kata dia.

Menurut Budi, Gunung Merapi ini memiliki karakter yang khas, bisa saja aktivitasnya kembali menurun dan berlanjut normal. Bisa juga terus meninggi. Hal yang paling tepat untuk dilakukan saat ini adalah ambil informasi dari lembaga resmi yaitu BPBD atau Badan Geologi.

Sebagai respons awal, MDMC pun telah mengerahkan tim SAR Muhammadiyah DIY yang beroperasi bersama SAR DIY dan BPBD DIY untuk membantu evakuasi warga di radius tiga kilometer dari puncak yang diminta untuk dikosongkan oleh BPBD DIY. Sementara, di Kabupaten Magelang telah disiapkan koordinasi relawan bersama warga di daerah Kecamatan Dukun oleh MDMC Magelang. Demikian juga MDMC di Klaten dan Boyolali dalam arahan MDMC Jawa Tengah.

Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham meminta jajarannya, terutama Taruna Siaga Bencana (Tagana), untuk siap siaga menyusul meningkatnya status Gunung Merapi naik dari siaga ke level II atau waspada. Peningkatan status itu terhitung mulai Senin (21/5) malam.

"Saya perintahkan Tagana siap siaga terkait dengan status Merapi yang naik menjadi waspada," kata Idrus dikutip Antara di Jakarta, Selasa (22/5).

Instruksi untuk siaga bukan hanya bagi Tagana, melainkan juga kepada seluruh jajaran Kementerian Sosial. Sebab, bencana juga dapat berimbas pada masalah sosial lainnya. "Kita berharap tidak terjadi lagi. Dan tentu saya akan ke sana lagi untuk meninjau tergantung situasi di lapangan," kata Idrus menambahkan.

Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas status. Sehingga, status Gunung Merapi dinaikkan dari level I (normal) ke level II (waspada) terhitung mulai tanggal 21 Mei 2018 pukul 23:00 WIB.

Kepala PVMBG Kasbani menyampaikan, gunung api dengan ketinggian 2.968 mdpl tersebut dilaporkan mengalami erupsi freatik yang terjadi sebanyak tiga kali pada 21 Mei 2018. Pada pukul 01.25 WIB dengan durasi 19 menit ketinggian kolom erupsi 700 m, pukul 09.38 WIB dengan durasi enam menit ketinggian kolom erupsi 1.200 m, dan 17.50 WIB dengan durasi tiga menit, tetapi ketinggian kolom erupsi tidak teramati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement