REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Bupati Kabupaten Klaten Sri Mulyani meminta masyarakat tetap tenang dan waspada terkait dengan status Gunung Merapi yang mengalami kenaikan dari normal menjadi waspada. Ia mengingatkan masyarakat agar siap mengantisipasi jika status gunung mengalami kenaikan menjadi siaga.
"Pemkab Klaten mohon doa seluruh masyarakat agar Gunung Merapi tetap aman sehingga masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa. Masyarakat agar tetap tenang dan waspada terkait dengan status Gunung Merapi yang naik dari normal menjadi waspada, termasuk siap mengantisipasi jika naik lagi statusnya dari waspada menjadi siaga," kata Sri dalam jumpa pers terkait status merapi di Rumah Dinas Wakil Bupati Klaten pada Selasa (22/5).
Ia menjelaskan, Pemkab Klaten akan mengadakan rapat koordinasi lintas sektoral dengan relawan dan masyarakat membahas terkait peningkatan status Gunung Merapi. Sri juga mengatakan aktivitas galian C akan diberhentikan jika status gunung merapi berubah menjadi siaga. Ia mengatakan Pemkab Klaten telah menganggarkan dana untuk antisipasi peningkatan status Gunung Merapi.
Untuk penanganan bencana, Pemkab Klaten menyiapkan dana Rp 500 juta. Ia mengatakan jika sudah dinyatakan darurat, dana bisa dicairkan, termasuk dana Biaya Tak Terduga (BTT) untuk penanganan bencana sebesar Rp 2,3 miliar.
Baca juga: Merapi Belum Tunjukkan Tanda Letusan Magmatik
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Bambang Giyanto menyatakan terdapat tiga desa di Kecamatan Kemalang yang masuk kawasan rawan bencana, yakni Balerante, Tegalmulyo, dan Sidorejo. Jumlah warga yang berada di Balerante sebanyak 3.500 jiwa, di Sidorejo 4.500 jiwa, dan Tegalmulyo 3.500 jiwa.
Saat ini, kata Bambang, Pemkab Klaten mengajukan dana ke Pemerintah Pusat untuk perbaikan jalur evakuasi di wilayah Kecamatan Kemalang sekitar Rp 100 miliar. Senin malam (21/5), sebagian warga sudah mengungsi. Namun, setelah diberitahu BPBD Klaten bahwa Gunung Merapi dengan status waspada masih aman, akhirnya warga mau pulang ke rumah masing-masing.
Saat ini, ada tiga shelter atau barak pengungsian yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk menampung pengungsi antara lain di shelter Desa Kebondalem Lor Kecamatan Prambanan, shelter Desa Menden Kecamatan Kebonarum dan shelter Desa Demakijo Kecamatan Karangnongko.