Senin 21 May 2018 12:56 WIB

Risma Terjunkan Psikolog ke Sekolah-Sekolah

Risma memberikan 41 piagam penghormatan kepada korban dan petugas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Tri Rismaharini
Foto: Antara/Agus Bebeng
Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan berbagai upaya dalam mengatasi traumatik setelah terjadinya teror bom. Salah satu cara yang dilakukan adalah menerjunkan tim psikolog yang memantau anak-anak SD/SMP yang baru pertama masuk sekolah.

"Khususnya mengecek kondisi anak-anak yang mengalami trauma dan terdampak pascateror bom," ujar Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (21/5).

Risma mengatakan pembentukan tim dilakukan setelah evaluasi pada Senin sore. Dia menyatakan Pemkot Surabaya menggandeng Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) karena terorisme merupakan ancaman bersama.

"Bukan tanggung jawab kepolisian saja tapi semua masyarakat," ujar Risma.

Sebagai wujud penghormatan, Risma, Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan, dan Danrem akan menyerahkan bantuan sosial dan piagam. Piagam tersebut diserahkan kepada para korban, baik yang meninggal maupun masih dalam proses perawatan di rumah sakit.

Tak hanya itu, piagam tersebut juga diberikan bagi anggota kepolisian, pihak rumah sakit, universitas, dan tim psikolog. Sebab, mereka telah menunjukkan keberanian, pengorbanan dan dedikasi dalam mengamankan tempat ibadah.

Terlebih apa yang mereka lakukan adalah demi menjaga ketertiban Kota Surabaya. "Jadi, 41 penghargaan ini kami berikan kepada mereka yang nyata-nyata berjuang sehingga terjadi pencegahan," ujar wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan tersebut.

Monic Dewi Andini, istri dari almarhum Aloysius Bayu Rendra yang menerima penghargaan, menyampaikan tragedi ini menjadi spirit baru bagi dirinya dan keluarga yang ditinggalkan. Dia pun menyatakan akan terus berjuang untuk meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh almarhum suaminya.

"Bersatu kembali dan tidak perlu lama bersedih. Mari bersama-sama bangkit untuk memajukan Kota Surabaya dan Indonesia," ujar Monic.

Ditanya apakah dirinya sudah memaafkan pelaku bom bunuh diri, Monic secara tegas mengatakan sejak awal keluarga sudah memaafkan pelaku teroris. Bahkan, kata dia, tidak ada terbesit sedikitpun untuk marah ataupun dendam.

"Kami sudah bisa menerima keadaan tersebut dan berdoa kepada pelaku dan seluruh korban supaya mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan," ujar Monic.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement