Ahad 20 May 2018 23:39 WIB

Lelaki Berjenggot dan Wanita Bercadar Gelar Aksi di Lampung

Aktivis mempromosikan 'Islam Bukan Teroris dan Teroris Bukan Islam'.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Perempuan bercadar.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
[ilustrasi] Perempuan bercadar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Tiga lelaki berjenggot dan bercelana cingkrang, dan beberapa perempuan berjilbab dan bercadar hadir di Taman Gajah atau Elephant Park, Kawasan Enggal, Kota Bandar Lampung, Ahad (20/5). Aktivis Brotherfillah dan Sisterfillah tersebut mempromosikan 'Islam Bukan Teroris dan Teroris Bukan Islam'.

Kehadiran mereka membawa dan membentangkan kertas karton bertuliskan: ''Peluk saya Jika Anda Merasa Aman dengan Keberadaan Saya'', ''Peluk Saya Jika Kehadiran Saya Membuat Anda Nyaman'', dan ''Jika Kalian Laki-laki Peluk Saya''. Ruang terbuka hijau di tengah kota Bandar Lampung tersebut penuh haru. Masyarakat yang melintas baik lelaki maupun perempuan larut dalam aksi keprihatinan tersebut.

Pelukan dari kaum perempuan baik berjilbab maupun tidak berjilbab, juga dari kalangan Muslim maupun nonmuslim juga berpelukan tanpa kasih sayang sesama manusia yang hidup di muka bumi. Aksi aktvisi Brotherfillah dan Sisterfillah tersebut diiringi dengan nashid Timur Tengah berjudul Deen As-Salam, menambah keharuan aksi tersebut.

Suasana haru tatkala seorang perempuan tak berjilbab dari kalangan nonmuslim juga menyambut hangat kehadiran perempuan bercadar yang menggelar aksi. Mereka berpelukan dan meneteskan air mata sebagai tanda kasih sayang sesama manusia.

Komunitas Brotherfillah dan Sisterfillah tersebut sebagai bentuk aksi sosial untuk menggugah masyarakat sekitar, terkait dengan aksi dan tindakan terorisme yang terjadi belakangan ini dikaitkan dengan dengan keberadaan umat Muslim, baik yang berjenggot, bercelana cingkrang, dan perempuan berjilbab dan bercadar.

Salah seorang aktivis Sisterfillah, Ummu Khansa menyatakan keharuannya tatkala masih banyak masyarakat yang peduli kepada mereka kaum perempuan muslim yang berjilbab dan bercadar untuk menghampiri. ''Ternyata kami masih dihampiri masyarakat walaupun bercadar,'' katanya.

Menurut dia, sekarang ini telah terbentuk stigma negatif terkait dengan fitnah dari sebagian orang dan kelompok orang setelah kejadian aksi terorisme yang belakangan terjadi. Pandangan negatif tersebut, ia mengatakan komunitasnya tergerak untuk menghilangkan stigma buruk yang melekat pada masyarakat terhadap keberadaan wanita muslimah dan lelaki muslim.

Ia mengatakan masyarakat sudah termakan isu dan informasi yang tidak benar terkait pandangan wanita bercadar dan lelaki berjenggot serta celana cingkrang terkait dengan aksi terorisme. Ia menegaskan tidak ada ajaaran Islamdan agama apapun yang mengajarkan terorisme. Kalau ada perempuan bercadar hanya ingin menaati perintah Allah SWT.

Wati, perempuan yang kebetulan lewat di Taman Gajah, mengaku turut prihatin dengan kondisi umat Islam terutama kepada wanita bercadar yang menjadi sorotan sebagian masyarakat. ''Saya melihat tidak ada yang salah dengan wanita bercadar,'' ujarnya.

Menurutnya, aksi kejahatan tidak bergantung dari pakaian yang dikenakan seseorang, tetapi hanya perilaku orang pribadi orang itu sendiri. Jadi, ujar dia, jika masih ada yang mencurigai wanita bercadar menyebarkan aksi terorisme, hendaknya dihilangkan, karena faktanya tidak demikian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement