Ahad 20 May 2018 17:32 WIB

Kerugian Bencana di Sukabumi Capai Rp 1,3 Miliar

Bencana angin topan sumbang kerugian terbesar.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Hafil
bencana alam
Foto: .
bencana alam

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI  --Jumlah kerugian akibat bencana di Kota Sukabumi dalam kurun waktu Januari hingga April 2018 mencapai sekitar Rp 1,3 miliar. Kerugian terbesar yang tercatat akibat bencana angin topan atau puting beliung.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan, jumlah kerugian bencana sejak Januari hingga April 2018 mencapai Rp 1.317.875.000. Besaran kerugian tersebut berasal dari bencana kebakaran, tanah longsor, banjir, angin topan, gempa  bumi, dan cuaca ekstrem.

"Dalam kurun waktu bulan empat kerugian sudah menembus Rp 1,3 miliar," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan Ahad (20/5). Jumlah ini hampir mendekati kerugian bencana selama satu tahun atau mencapai setengahnya pada 2017 lalu sebesar Rp 2,7 miliar.

Terlebih kata Zulkarnain, besaran kerugian ini kemungkinan bertambah karena pendataan akibat bencana lainnya belum mencapai satu tahun. Namun pemerintah berharap kerugian materiil akibat bencana ini bisa ditekan dengan upaya peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Zulkarnain menerangkan, bencana angin kencang atau topan di Kota Sukabumi menyumbang kerugian terbesar dalam kurun waktu Januari-April 2018. Total kerugian akibat bencana tersebut mencapai Rp 544.375.000.

Jenis bencana lainnya yang menyumbang kerugian tertinggi adalah tanah longsor Rp 290 juta dan kebakaran Rp 272 juta. Sementara bencana cuaca ekstrem menyebabkan kerugian Rp 165 juta, gempa bumi Rp 36 juta, dan banjir Rp 9,5 juta.

Menurut Zulkarnain, pada tahun sebelumnya yang mendominasi kerugian berasal dari tanah longsor dan kebakaran. Besaran kerugian dalam satu tahun untuk longsor mencapai Rp 1.057.800.000 dan kebakaran Rp 920.850.000.

Sementara pada 2017 lalu besaran kerugian akibat angin topan hanya Rp 20 juta dalam setahun. Sehingga, terjadi lonjakan kerugian akibat bencana angon topan pada 2018.

Sebabnya, pada 4 April 2018 lalu bencana angin topan menyebabkan kerugian cukup besar yakni Rp 502.250.000. Dampak kerusakan yang ditimbulkan tersebar di sebelas kelurahan serta menimpa sarana permukiman dan kendaraan bermotor. Daerah yang terdampak yakni Kecamatan Cikole, Karangtengah, Cisarua, Tipar, Karamat, Citamiang, Gunung Parang, Warudoyong, Gedong Panjang, Cibeureum Hilir, dan Nanggeleng.

Zulkarnain menerangkan, kerugian terbesar dilaporkan terjadi di Kelurahan Cikole sebesar Rp 279.250.000. Di wilayah itu tercatat bencana menyebabkan 11 pohon tumbang, lima rumah rusak tiga mobil dan satu sepeda motor rusak, satu masjid rusak, dan satu gerobak.

Sementara secara keseluruhan bencana angin kencang menyebabkan sejumlah kerusakan. Di antaranya 42 rumah, tujuh mobil, lima sepeda motor, enam baliho atau reklame, satu masjid, satu kios, dan tiga gerobak. Selain itu angin kencang juga menumbangkan 30 pohon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement