REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur (Kapolda Jatim) Irjen Machfud Arifin mengungkapkan, pihak kepolisian terus melakukan penangkapan dan penindakan terhadap terduga teroris. Sejak Ahad (13/5) hingga saat ini, aparat kepolisian sudah melakukan penangkapan dan penindakan terhadap 23 terduga teroris yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Timur.
Machfud menjelaskan dari 23 terduga teroris tersebut, 19 diantaranya ditangkap dalam keadaan hidup, dan 4 lainnya meninggal dunia karena dilakukan penindakan. Penindakan dilakukan lantaran keempat terduga teroris itu melakukan perlawanan yang dianggap bisa membahayakan petugas, saat dilakukan penangkapan.
"Jumlahnya sekarang sudah mencapai 23 orang (yang dilakukan penangkapan dan penindakan). Ada empat yang harus meregang nyawa," kata Machfud di Mapolda Jatim, Kamis (17/5).
Machfud juga mengungkapkan, dari 19 terduga teroris yang dilakukan penangkapan, satu diantaranya menyerahkan diri. Dia kemudian mengimbau agar mereka yang merasa masuk jaringan yang dianggap teroris untuk segera menyerahkan diri.
"Kemudian satu menyerahkan diri dari 23 penangkapan itu. Ya kita mengimbau pelaku-pelaku yang merasa dikejar-kejar menyerahkan diri lebih baik. Daripada ikut kelompok seperti yang empat yang harus meregang nyawa," ujar Machfud.
(Baca: Marak Aksi Teror, Moeldoko: BIN Enggak Kecolongan)
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkapkan inisial beserta alamat para terduga teroris yang dilakukan penangkapan dan penindakan tersebut. Empat terduga teroris yang meninggal dunia ialah BS asal Sidoarjo, IF asal Sidoarjo, HS asal Sidoarjo, dan DS asal Surabaya.
Sementara itu terduga teroris yang dilakukan penangkapan adalah ASW asal Sidoarjo, MM asal Surabaya, AM asal Surabaya, BAR asal Surabaya, AK asal Pasuruan, RAS asal Surabaya, SA atau AU asal Malang, WMW asal malang dan merupakan istri dari AU.
Kemudian ada juga KR yang berasal dari Malang, R atau Y dari Sidoarjo, BR asal Sidoarjo, SCA asal Pasuruan, EM asal Surabaya, SJ asal Surabaya, HT asal Surabaya, MF asal Probolingho, IS asal Probolingho, dan HA asal Probolinggo. Sementara terduga teroris yang menyerahkan diri afalah DL yang berasal dari Sidoarjo.
Seperti diketahui, rentetan aksi teror melanda wilayah Surabaya dan Sidoarjo sejak Ahad (13/5) lalu. Pada Ahad pagi, tiga gereja di Kota Surabaya menjadi sasaran serangan bom bunuh diri, belasan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Kemudian pada Ahad malam, bom rakitan meledak di salah satu kamar yang ada di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Tiga orang tewas dalam peristiwa itu.
Terakhir, pada Senin (14/5) siang, serangan bom bunuh dini menyasar Mapolrestabes Surabaya. Empat pelaku tewas dan sembilan orang mengalami luka-luka.
(Baca juga: Polisi Minta Pihak Keluarga Segera Ambil Jenazah Pelaku Bom)