Kamis 17 May 2018 10:00 WIB

Pembangunan Jakarta Loop Line Diusahakan Tanpa APBN

Rute Jakarta loop line meliputi Senen, Kemayoran, Kota, danTanah Abang.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Perhubungan - Budi Karya Sumadi
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Perhubungan - Budi Karya Sumadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah DKI Jakarta berencana akan membangun proyek kereta layang atau loop line. Pembangunan proyek ini dibutuhkan sebagai alternatif masyarakat dalam menggunakan transportasi umum di Jakarta.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan ini direncanakan tidak akan mendapat suntikan dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Proyek tersebut akan bergantung pada investor yang berani di mana nilai investasi proyek ini mencapai sekitar Rp 10 triliun. Investor yang berniat membangun bisa dari pihak swasta maupun badan perusahaan dalam negeri.

"Proyek gitu ada beberapa tipe kan. Full pemerintah, semi, dan swasta. Tapi yang akan dilakukan itu kombinasi antara komersial dan availability payment. Kalau di Makassar kan ada tiga jenis, APBN, availability payment (AP) dan komersial. Kalau di sini (Jakarta), komersial dan AP," kata Budi Karya di istana negara, Rabu (16/5).

Budi mengatakan, pembangunan proyek ini kemungkinan baru bisa dimulai akhir 2019. Sebab masih butuh studi kelayakan yang waktunya bisa delapan hingga satu tahun. Pengecekan secara teknis sebenarnya sudah dimulai, tinggal studi kelayakannya saja dan itu yang belum dijalankan sehingga proyek ini tidak bisa dikerjakan dalam waktu dekat.

Budi mengatakan, hingga saat ini pemrakarsa proyek Jakarta loop line sudah ada yang berminat yaitu Pembangunan Jaya, Adhi Karya, dan Wika. Sementara rute yang akan dibangun meliputi daerah Senen, Kemayoran, Kota, Tanah Abang.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk rencananya memang akan terlibat dalam pembangunan proyek kereta layang atauloop lineJakarta. Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan, proyek tersebut tidak hanya digarap oleh satu pihak saja. Dia menjelaskan, proyek kereta layang akan digarap secara konsorsium (terdiri atas beberapa badan usaha).

"Jadi yang terlibat mengerjakan memang Adhi Karya, Wijaya Karya, dan satu lagi Jaya Konstruksi," kata Pundjung di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/5).

Pundjung menambahkan saat ini masih dilakukan proses kajian awal untuk membangun proyek kereta layang tersebut. Meskipun begitu, dia menilai fasilitas transportasi di Jakarta yang terus akan diperbarui akan memudahkan masyarakat.

Khusus mengenai kereta layang, Pundjung merasa kemacetan di Jakarta sudah sangat bermasalah sehingga membutuhkan beberapa pilihan transportasi massal. "Sudah keadannya begitu, masyarakat masih banyak yang naik angkutan kota (angkot) padahal kapasitasnya terbatas," tutur Pundjung.

Dia menambahkan, kondisi jalan Jakarta dengan kemacetannya membutuhkan bentuk transportasi lain yang tidak hanya menggunakan jalan saja tapi salah satunya kereta layang. Untuk itu, Pundjung merasa kebutuhan kereta layang juga termasuk sangat mendesak untuk Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement