Kamis 17 May 2018 08:30 WIB

Mengapa Teroris Itu Tinggalkan Sepucuk Surat?

Polisi menemukan rangkaian kabel yang sekadar kamuflase.

Sejumlah petugas kepolisian bersiaga pascaterjadi penyerangan di Polda Riau, Pekanbaru, Riau, Rabu (16/5).
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah petugas kepolisian bersiaga pascaterjadi penyerangan di Polda Riau, Pekanbaru, Riau, Rabu (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepolisian Daerah Riau membenarkan temuan sepucuk surat dari salah satu jenazah terduga teroris saat melakukan penyerangan di Mapolda Riau, Kot Pekanbaru, Rabu (16/5).

Surat yang ditulis tangan di secarik kertas berwarna putih tersebut saat ini viral di media sosial. Surat itu terlihat difoto dari atas salah satu tubuh jenazah terduga teroris. "Betul, ada satu lembar surat. Ditulis tangan," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto, Rabu (16/5).

Meski begitu, Sunarto tidak memerinci isi surat tersebut. Sementara itu, berdasarkan pantauan Antara, dalam surat tersebut dijelaskan pihak-pihak yang diperangi oleh golongan teroris tersebut, termasuk ajakan melakukan tindakan nyeleneh itu.

Upaya teroris sengaja meninggalkan jejak bukan hanya terjadi di Riau. Mereka juga melakukannya di Surabaya. Namun, berbeda dengan di Riau, pelaku teroris di Mapolrestabes Surabaya meninggalkan kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP).

Polisi menduga, KK dan KTP tersebut sengaja dibawa oleh pelaku untuk menunjukkan pesan tertentu. Pesan yang dimaksud adalah ingin menunjukkan kepada publik nama-nama mereka.

"Memang mereka sengaja menaruh KK itu untuk menyampaikan bahwa nama-nama orang yang melakukan aksi teror itu mereka sebetulnya. Pesan yang ingin disampaikan itu kan mudah sekali," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, beberapa waktu lalu. 

Seperti diketahui, pelaku teror bom di Mapolrestabes Surabaya terdiri atas lima orang, yang merupakan satu keluarga. Kelimanya adalah Tri Murtiono (51), Tri Ernawati (44), MDAM (20), MDSM (16), dan AAP (8). Dari semuanya itu, hanya AAP yang selamat.

Sangkur bertulis Maryam

Selain menemukan sepucuk surat, Sunarto mengatakan bahwa dari olah tempat kejadian perkara, kepolisian Riau juga menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya adalah rangkaian kabel dari tubuh salah satu pelaku teror yang mati ditembak polisi. Namun, rangkaian kabel itu bukan merupakan sebuah bom, melainkan kamuflase sebagai aksi teror."Tidak ada rangkaian bahan peledak dari aksi teror tersebut," ujarnya.

Sunarto menjelaskan, dalam aksi tersebut ada empat titik lokasi di halaman Mapolda Riau. Titik pertama di depan Direktorat Intel satu orang tewas ditembak.

Di TKP itu ditemukan satu sangkur bertuliskan Maryam, satu buah samurai, satu gulung bendera warna hitam, satu sebo loreng, celana, satu buah pisau lipat, satu pelindung lutut, satu sepatu warna hitam Caterpilar, dan kaos kaki loreng.

Di TKP 2 di depan pintu gedung utama, ditemukan satu samurai, sepatu, kaus kaki warna loreng. Di TKP 3 di depan penjagaan Shabara, kata Sunarto, satu badik kecil, satu samurai, sepatu hitam, sebo warna loreng, dan ikat kepala warna hitam ditemukan.

Sementara di TKP 4, berada di luar pagar bagian jalur keluar Mapolda Riau, ditemukan sepasang sepatu, satu samurai, sebo warna loreng, ikat kepala warna hitam, dan mobil Avanza bernomor polisi BM 1192 RQ.

Lebih jauh, ia mengatakan, dari dalam mobil tersebut juga ditemukan jaket berwarna biru dongker, kabel warna merah, sebo warna hitam, serta dompet loreng berisi uang Rp 170 ribu. Kemudian, turut ditemukan STNK mobil atas nama Darul Mukni dengan nomor polisi BM.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement