REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera membenarkan pihak kepolisian menemukan kartu keluarga (KK) dan KTP pelaku pengeboman di gerbang Polrestabes Surabaya. Kartu keluarga tersebut ditemukan di lokasi kejadian dan diduga kuat dibawa di tas kepala keluarga, Tri Murtiono.
"Iya memang ditemukan KK dan KTP. Ditemukan oleh anggota di tas bapaknya itu," kata Frans saat ditemui di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (15/5).
Frans menduga, KK dan KTP tersebut sengaja dibawa oleh pelaku untuk menunjukkan pesan tertentu. Pesan yang dimaksud adalah ingin menunjukkan kepada publik nama-nama mereka.
"Memang mereka sengaja menaruh KK itu untuk menyampaikan bahwa nama-nama orang yang melakukan aksi teror itu mereka sebetulnya. Pesan yang ingin disampaikan itu kan mudah sekali," ujar Frans.
Baca Juga: Memburu Pendoktrin Keluarga Pengebom Gereja Surabaya
Frans menjelaskan, saat peristiwa pengeboman, KK yang bersangkutan rusak akibat terbakar. Namun, saat dilakukan identifikasi, KK yang rusak tersebut masih bisa terbaca.
"Namun, karena ledakan oleh karena kebakar, KK itu rusak-rusak kan. Rusak tapi masih bisa terbaca. Kalau identifikasi dengan menggunakan kaca pembesar itu terbaca sudah," kata Frans.
Seperti diketahui, pelaku teror bom di Mapolrestabes Surabaya terdiri atas lima orang, yang merupakan satu keluarga. Kelimanya adalah Tri Murtiono (51), Tri Ernawati (44), MDAM (20), MDSM (16), dan AAP (8). Dari semuanya itu, hanya AAP yang selamat.