Selasa 15 May 2018 09:56 WIB

Tetangga Ungkap Keseharian Terduga Pengebom Mapolrestabes

Tetangga menilai terduga pelaku kurang berinteraksi dengan warga sekitar.

Polisi memgevakuasi Pegawai Negeri Sipil dari Polrestabes Surabaya setelah terjadi ledakan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Polisi memgevakuasi Pegawai Negeri Sipil dari Polrestabes Surabaya setelah terjadi ledakan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sejumlah warga Tambak Medokan Ayu, Rungkut, Kota Surabaya, tidak menduga tetangganya pelaku peledakan bom di kantor Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5).

"Orangnya biasa-biasa saja. Selama ini tidak ada kecurigaan mereka sebagai pelaku," kata Ketua RT 8 Tambak Medokan Ayu, Suwito, saat ditemui di sekitar rumah pelaku peledakan bom di Tambak Medokan Ayu Gang 6 Nomor 2 A, Surabaya, Selasa (15/5).

Meski demikian, dalam kesehariannya salah satu pelaku peledakan bom bunuh diri, Tri Murtiono yang bekerja sebagai pembuat teralis dari aluminium, kurang berinteraksi dengan warga sekitar. "Kurang interaksi dengan warga sehingga kesannya tertutup," katanya.

Ia mengatakan, Tri Murtiono bersama istrinya, Tri Ernawati, dan tiga anak yang lain tinggal di rumah kontrakannya selama kurang lebih empat bulan. Saat ditanya apakah selama tinggal di rumah kontrakannya tidak pernah mengundang banyak orang untuk acara pengajian atau lainnya, Suwito mengatakan tidak pernah sama sekali.

"Setahu saya justru sering keluar rumah. Biasanya keluar rumah sebelum maghrib dan pulangnya saya tidak tahu," katanya.

Selain itu, Tri Murtiono juga tidak pernah ke mushala untuk shalat berjamaah. "Padahal rumahnya dekat dengan mushala," katanya.

photo
Petugas menderek mobil terdampak ledakan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).

Meski demikian, pelaku ikut giliran jaga siskamling. "Kalau kerja bakti dan arisan tidak pernah ikut," katanya.

Begitu juga saat ditanya apakah ada barang-barang mencurigakan di dalam rumah pelaku, Suwito mengaku selama ini tidak ada kecurigaan mengenai hal itu.

Hal itu, katanya, karena warga setempat menilai pelaku orangnya biasa-biasa saja. Hal sama juga dikatakan tetangga lainnya, Prastiyono. Ia mengatakan tidak ada yang mencurigakan dari sosok Tri Murtiono.

"Kalau ketemu di jalan ya saling menyapa," katanya.

Bahkan, ia mengaku pernah jaga siskamling sebanyak dua kali dengan pelaku. Pada saat itu yang diobrolkan seputar pekerjaan atau lainnya.

"Kita ngobrolnya enak," katanya.

Tri Murtiono (bapak), Tri Ernawati (ibu), MDAM (anak pertama), MDSM (anak kedua), dan AAP (anak ketiga) secara bersama-sama meledakkan bom bunuh diri di depan pintu masuk kantor Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5). Dari kejadian tersebut, bapak, ibu, dan dua anaknya meninggal dunia, sedangkan satu anaknya, AAP, berhasil diselamatkan petugas kepolisian.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement