Senin 14 May 2018 21:54 WIB

DPR Khawatir Konsentrasi Pengamanan Pilkada Terpecah

Polri kini harus berkonsentrasi menyusul teror bom di Surabaya.

Zainuddin Amali
Foto: Republika/ Wihdan
Zainuddin Amali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi II DPR Zainuddin Amali mengkhawatirkan konsentrasi Polri dalam mengamankan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 di 171 daerah terganggu. Alasannya, Polri harus berkonsentrasi mencegah terjadinya kasus teror yang dilakukan kelompok teroris belakangan ini.

"Belum selesai pengungkapan kerusuhan di Mako Brimob, kita dikejutkan dengan pengemboman di beberapa gereja di Surabaya. Hal ini dikawatirkan akan mengurangi perhatian aparat keamanan yang sedang berkonsentrasi mengamankan pelaksanaan pilkada serentak di 171 daerah," kata Amali di Jakarta, Senin (14/5).

Dia mengatakan, dengan personel yang terbatas, aparat kepolisian harus membagi konsentrasi untuk menjaga keamanan pilkada dan mengusut serta menjaga supaya teror tidak terulang lagi. Menurut dia, dampak lainnya adalah munculnya rasa takut yang berlebihan di tengah-tengah masyarakat.

"Hal itu dikhawatirkan akan mengurangi partisipasi mereka dalam perhelatan pilkada ini, khususnya yg melibatkan banyak orang," ujarnya.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera mengutuk terjadinya teror menjelang pelaksanaan Pilkada 2018, mulai dari teror pembacokan beberapa ulama di masjid dan teror bom di Gereja Surabaya. Dia mengatakan, semua masyarakat menjaga persatuan dan mewaspadai adu domba sehingga pelaksanaan Pilkada 2018 berjalan lancar dan aman.

"Hindari saling tuduh berupa cercaan dan menggiring pada isu lain, justru akan membuat permasalahan peristiwa tersebut tidak akan selesai dan akan muncul masalah baru lainnya," katanya.

Mardani menilai teror yang terjadi harus ada penyelesaian melalui penegakan hukum dan kerja intelijen harus lebih keras lagi untuk membuka tabir di mana dan siapa akar masalah ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement