REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama mengutuk peristiwa keji dalam serangkaian aksi teror yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Rhoma menilai, aksi teror tersebut merupakan kekejian yang tidak bisa dikait-kaitkan dengan agama apapun, apalagi Islam.
"Teror tidak direkomedasikan oleh seluruh agama, terutama Islam. Karena Allah SWT secara eksplisit mengatakan "barang siapa yang membunuh satu manusia yang tidak berdosa, maka seakan-akan telah membunuh seluruh manusia"," katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/5).
Rhoma mengatakan, jangan sampai peristiwa teror yang dilakukan oleh oknum umat Islam menjadi tudingan terhadap Islam. Sebab, kata dia, jika hal itu dibiarkan maka akan berkembang menjadi kerusakan kerukunan antar umat beragama. Kelompok oknum radikal, menurutnya, ada di semua agama.
"Dalam rangka kerukunan antarumat beragama, jangan menuding dan menuduh Islam itu teroris atau Islam itu radikalis," ujarnya.
Raja dangdut ini menambahkan, memberantas terorisme tidak bisa dilakukan secara sporadis. Persoalan terorisme, menurutnya, harus dilihat akarnya. Rhoma berpendapat, biasanya teroris bisa merupakan bentuk protes atau bentuk perlawanan dari kaum yang lemah terhadap arogansi yang kuat. Karena itu, kata dia, perlu instrospeksi apakah selama ini keadilan telah ditegakkan. Mulai dari keadilan politik, ekonomi, budaya.
"Apakah kita sekelompok ini telah melakukan toleransi secara sungguh-sungguh terhadap perbedaan , apakah kesenjangan politik, sosial, budaya masih terjadi atau tidak, diskriminasi terhadap berbagai aspek kehidupan masih terjadi atau tidak, kita semua harus instrospeksi, baik pemerintah, elemen masyarakat, elemen-elemen bangsa, ini harus instrospeksi sehingga tidak berkembang semakin besar," ujar dia.