REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Dewan Gereja Dunia (WCC), Olav Fykse Tveit, mengutuk serangan bom bunuh diri di tiga gereja terpisah di Surabaya, Jawa Timur. WCC menyerukan kepada Presiden RI Joko Widodo, beserta seluruh pemuka agama di Indonesia untuk bertindak cepat dan berani melindungi hak-hak agama yang fundamental.
"Kami berbelasungkawa sepenuh hati kepada orang-orang yang kehilangan anggota keluarga dan rekan-rekannya. Sangat mengejutkan serangan ini diarahkan kepada orang-orang yang sedang berkumpul untuk beribadah," katanya, dilansir dari laman resmi WCC, Oikoumene.org, Senin (14/5).
Tveit mengatakan dalam menghadapi kebrutalan ini, seluruh pihak, semua umat beragama, harus berdiri bersama dan bertekad untuk saling menghormati, saling peduli satu sama lain, dan saling melindungi satu sama lain untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Baca juga: Korban Bom Berusia 8 Tahun Meninggal Dunia di Rumah Sakit
Seluruh umat beragama juga diharapkan memastikan keamanan dan menjamin keadilan beribadah bagi semua orang. Sebab tempat-tempat ibadah sering menjadi sasaran kekerasan para ekstremis.
"Sikap pemerintah harus sejalan dengan solidaritas umat Kristiani, Muslim, dan seluruh umat beragama di tingkat lokal. Bersama-sama kita mengecam segala bentuk serangan dan kekerasan," ujar Tveit.
Tveit juga menyerukan seluruh persekutuan gereja di seluruh dunia untuk tetap teguh menjaga perdamaian. Doa bersama, sikap, dan persatuan akan membawa kekuatan cinta yang kuat dalam melawan teror dan kekerasan.
Kemarin, tiga bom bunuh meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Surabaya. Pagi ini, benda mencurigakan ditemukan di Gereja Santa Anna, Duren Sawit, Jakarta Timur.