REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi angkat suara terkait peristiwa bom gereja di Surabaya, Jawa Timur. Pria yang lebih akrab dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) menilai kejadian ini sebagai sesuatu yang mengejutkan seluruh anak bangsa.
"Kita bersama sebagai satu bangsa terhenyak dan bahkan shock karena mendengar ada aksi-aksi yang benar benar jauh dari nilai-nilai keIslaman, nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai kemanusiaan, dan juga nilai-nilai kebangsaan," ujar TGB di Masjid Hubbul Wathan, Kompleks Islamic Center NTB, Ahad (13/5).
TGB menyampaikan duka cita sebagai anak bangsa, tanpa kecuali terhadap apa yang menimpa saudara-saudaranya dalam kejadian yang sangat biadab pada hari ini. Bahkan, TGB sampai mengucap Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un sebanyak tiga kali.
Sebagai umat Islam, ia mengingatkan akar kata Islam berasal dari kata Salama yang memiliki arti keselamatan, perdamaian, dan kedamaian. Allah SWT menyampaikan, kebahagiaan yang hakiki yaitu surganya Allah SWT itu dibahasakan dengan Darussalam yaitu rumah keselamatan.
"Maka semua ajaran Islam itu penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan keselamatan untuk seluruh umat manusia," lanjutnya.
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Cabang Indonesia itu menilai, peristiwa tersebut tak hanya menyakiti perasaan umat Kristiani, melainkan umat Islam yang sedang bersiap menantikan datangnya bulan suci ramadhan. "Kita umat Islam membutuhkan kedamaian menyongsong bulan suci ramadhan," ucap TGB.
TGB mengajak seluruh elemen tidak pesimis menatap ke depan setelah kejadian bom Surabaya. Ia meyakini kebaikan-kebaikan dan nilai-nilai positif yang ada masih jauh lebih banyak di negeri ini ketimbang hal negatif.
"Apa yang terjadi ini tidak boleh menyebabkan kita menatap ke depan itu dengan pesimis, kita tetap optimis bahwa walaupun, apapun namanya, kekuatan apapun namanya, berkonspirasi dengan cara apapun untuk merusak Indonesia, tapi kita yakin kekuatan kebaikan di Indonesia ini masih jauh lebih banyak dan lebih kuat," ungkapnya.
TGB juga mengajak umat Islam di Indonesia menjaga nilai-nilai Islam yang wasathiyyah, atau Islam jalan tengah yang mengajarkan kebaikan untuk seluruh umat manusia.
Seperti diketahui, ledakan bom terjadi di Surabaya, Ahad (13/5) pagi. Ledakan bom terjadi di tiga gereja yang ada di sana. Tiga gereja yang dimaksud adalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuna, dan Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel.