Ahad 13 May 2018 18:20 WIB

Masyarakat Disarankan tak Sebar Foto/Video Teror Bom Gereja

Penyebaran foto/video membuat teroris senang karena tujuan membuat takut berhasil.

Personel penjikan bom (Jibom) bersiap melakukan identifikasi di lokasi ledakan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).
Foto: M RIsyal Hidayat/Antara
Personel penjikan bom (Jibom) bersiap melakukan identifikasi di lokasi ledakan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan, berpesan kepada masyarakat agar tidak menyebarkan gambar atau kejadian teror bom Surabaya. Hal ini karena akan membuat teroris senang, karena target mereka menimbulkan rasa takut berhasil.

“Menyebarkan foto atau video aksi teror Surabaya bisa membuat masyarakat menjadi was-was dan takut, dan ini bisa membuat teroris senang karena merasa aksinya berhasil,” kata Taufik kepada Republika.co.id, Ahad (13/5).

Taufik mengutuk keras tindakan teror bom di tiga gereja Surabaya. Ia menilai kejadian ini bisa mengganggu kerukunan umat beragama. Padahal tidak ada satupun agama yang mengajarkan untuk saling menyakiti, apalagi membunuh sesama manusia/

Taufik meminta aparat penegak hukum untuk meningkatkan pengamanan di titik-titik yang dinilai rawan. Badan Intelijen Negara (BIN) dan aparat kepolisian diminta untuk melakukan kerja-kerja pencegahan.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah terorisme, harus lebih aktif dan tegas mengantisipasi pergerakan terorisme.

“Masyarakat juga bisa proaktif melaporkan kepada aparat jika ada aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar,” ungkapnya.

Ledakan  bom terjadi di Surabaya, Ahad (13/5) pagi. Ledakan bom terjadi di tiga gereja yang ada di sana.

"Ada tiga ledakan. Di gereja Pantekosta Jalan Athena, Gereja GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja Santa Maria," kata Kabid Humas Polda Kombes Pol Jawa Timur Frans Barung, Ahad (13/5) pagi.

Rentetan teror bom yang terjadi di Kota Pahlawan tersebut, saat ini sudah menewaskan 11 orang.

"Ada tambahan satu lagi yang meninggal dunia di Ngagel yang bisa kita identifikasi. Artinya sidah 11 yang meninggal dunia," kata Frans saat menggelar konferensi pers di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Ahad (13/5) siang.

Sementara itu, untuk korban luka-luka yang saat ini dirawat masih berjumlah 41 orang. Kesemua korban dirawat di RS. Dr. Soetomo, RS Bedah Surabaya, RS Bhayangkara Surabaya dan lain sebagainya.

Frans juga menjelaskan waktu kejadian yang pasti dari serangkaian teror bom di gereja-gereja di Surabaya tersebut. Bom yang pertaman kali meledak menurutnya adalah di Gereja Santa Maria Ngagel. Waktu kejadiannya pada 06.30 WIB.

Kemudian bom selanjutnya meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro. Waktu kejadiannya pada 07.15 WIB. Kemudian yang terakhir meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuna pada 07.53 WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement