Ahad 13 May 2018 16:55 WIB

Polisi Diminta Usut Kasus Bom Hingga ke Dalangnya

Umat Islam agar tidak terpecah belah oleh aksi adu domba

Rep: Fuji EP/ Red: Joko Sadewo
Bom di sebuah gereja di Surabaya, Ahad (13/5).
Foto: Istimewa
Bom di sebuah gereja di Surabaya, Ahad (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Polisi diharapkan menyelidiki kasus bom Surabaya hingga tuntas hingga ke dalangnya. Umat Islam juga diminta agar tidak terpecah belah karena aksi adu domba.

Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah (CIBEST) IPB, Irfan Syauqi Beik mengutuk keras segala bentuk kebiadaban dan kejahatan kemanusiaan seperti kasus bom di Surabaya yang baru saja terjadi. Juga mengutuk keras kasus-kasus lainnya seperti pembunuhan ustaz oleh orang diduga gila dan lain-lain.

"Turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa dan korban luka dalam peristiwa bom Surabaya hari ini," kata Irfan melalui keterangan tertulis kepada Republika, Ahad (13/5).

Ia berharap Polri dapat mengungkap dengan tuntas siapa dalang sebenarnya. Penyelidikan Polri diharapkan tidak hanya berhenti pada pelaku beserta jaringan operator lapangannya. Tapi harus bisa mengungkap siapa dalang besar di baliknya.

"Kalau gak tuntas, khawatir pola-pola seperti ini akan terus berulang dan berulang," ujarnya.

Ia menyampaikan, di dalam Islam membunuh seorang nyawa manusia dengan sengaja dan tanpa alasan yang haq, sama dengan membunuh seluruh nyawa manusia (QS 5:32). Membunuh adalah kejahatan dan dosa yang sangat besar.

"Buat saudara-saudaraku semuanya, mari kita menahan diri dari segala bentuk adu domba dan upaya memecah belah, semoga Allah SWT melindungi bangsa dan negara kita dari berbagai macam fitnah dan musibah," ujarnya.

Ledakan  bom terjadi di Surabaya, Ahad (13/5) pagi. Ledakan bom terjadi di tiga gereja yang ada di sana.

"Ada tiga ledakan. Di gereja Pantekosta Jalan Athena, Gereja GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja Santa Maria," kata Kabid Humas Polda Kombes Pol Jawa Timur Frans Barung, Ahad (13/5) pagi.

Rentetan teror bom yang terjadi di Kota Pahlawan tersebut, saat ini sudah menewaskan 11 orang.

"Ada tambahan satu lagi yang meninggal dunia di Ngagel yang bisa kita identifikasi. Artinya sidah 11 yang meninggal dunia," kata Frans saat menggelar konferensi pers di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Ahad (13/5) siang.

Sementara itu, untuk korban luka-luka yang saat ini dirawat masih berjumlah 41 orang. Kesemua korban dirawat di RS. Dr. Soetomo, RS Bedah Surabaya, RS Bhayangkara Surabaya dan lain sebagainya.

Frans juga menjelaskan waktu kejadian yang pasti dari serangkaian teror bom di gereja-gereja di Surabaya tersebut. Bom yang pertaman kali meledak menurutnya adalah di Gereja Santa Maria Ngagel. Waktu kejadiannya pada 06.30 WIB.

Kemudian bom selanjutnya meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro. Waktu kejadiannya pada 07.15 WIB. Kemudian yang terakhir meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuna pada 07.53 WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement