REPUBLIKA.CO.ID,BALIKPAPAN: Calon gubernur dan wakil gubernur Kaltim, Rusmadi Wongso - Irjen Pol (Purn) Safaruddin, memberikan rasa empati yang mendalam terhadap keluarga korban kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa malam (8/5).
Seperti diketahui, dalam peristiwa ini, 5 polisi tewas. Mereka adalah Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Brigadir Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.
Rusmadi maupun Safaruddin mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga korban yang ditinggalkan. "Mereka tewas saat menjalankan tugas. Saya dan pak Safaruddin mengucapkan turut berduka cita. Ucapan ini mungkin juga sekaligus mewakili masyarakat Kaltim yang berempati terhadap para keluarga korban," ucap Rusmadi, seperti dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Sabtu (12/5).
Dia menyebut, pelbagai langkah persuasif yang dilakukan Polri untuk mengatasi masalah dengan para narapidana terorisme sangat baik. "Kita bisa lihat bagaimana teman-teman Polri sangat sabar selama kerusuhan. Bagaimanapun polisi adalah pelindung masyarakat, mereka melayani masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Safaruddin menjelaskan, kebijakan Polri memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada 5 anggotanya patut diapresiasi. "Itu langkah tepat yang dilakukan pak Tito (Tito Karnavian, kapolri, Red.). Bagamanapun, mereka yang gugur saat menjalankan tugas harus diberi penghormatan," tuturnya.
Selain itu, Safaruddin menyatakan, insiden seperti ini diharapkan tidak terulang kembali. Kaltim sendiri, urainya, juga perlu waspada terhadap ancaman serupa. "Peristiwa ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa ancaman dalam bentuk apapun harus diantisipasi sebelum terjadi," bebernya.
Urusan penanganan terorisme, Safaruddin bukanlah orang baru. Ketika masih menjabat sebagai kapolda Kaltim, ia menjadi orang pertama yang mengetahui adanya indikasi kelompok teroris di Tarakan, Kalimantan Utara. Sementara di Kaltim, pergerakan mereka terindikasi di Samarinda dan Balikpapan. Menariknya, selama antisipasi berlangsung, Safaruddin pula yang paling sering berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kaltim. Hal ini seperti dikutip dari laman resmi Polda Kaltim.
"Pencegahan itu bisa kita lakukan bersama masyarakat, yakni dengan mempersempit pergerakan kelompok terorisme. Partisipasi aktif masyarakat menjadi salah satu poin penting kita bisa memberantas terorisme," ungkap Safaruddin.