Ahad 13 May 2018 11:38 WIB

Enam Pernyataan Sikap PBNU Terkait Bom Gereja di Surabaya

NU meminta kepada semua pihak untuk menghentikan segala spekulasi

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Kantor Pusat PBNU (ilustrasi)
Foto: mobile.seruu.com
Kantor Pusat PBNU (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan, menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1439 H dikejutkan dengan aksi narapidana teroris di Mako Brimob. Kemudian disusul ledakan bom di tiga Gereja yang ada di Surabaya pada Ahad (13/5).

"Rangkaian kejadian itu menunjukkan bahwa radikalisme, apalagi yang mengatasnamakan agama, sungguh sangat memprihatinkan dan mengiris hati kita semua," kata Ketua Umum PBNU, Prof KH Said Aqil Siroj melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Ahad (13/5).

Kiai Said mengatakan, menyaksikan dan mencermati dengan seksama rangkaian peristiwa di atas khususnya peristiwa bom di tiga Gereja. Maka PBNU menegaskan, pertama, mengecam dan mengutuk keras segala tindakan terorisme apapun motif dan latar belakangnya.

Ia menegaskan, segala macam tindakan kekerasan apalagi yang mengatasnamakan agama dengan cara menebarkan teror, kebencian dan kekerasan bukanlah ciri ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Islam mengutuk segala bentuk kekerasan.

"Bahkan tidak ada satu pun agama di dunia ini yang membenarkan cara-cara kekerasan dalam kehidupan," ujarnya.

Kedua, ia menyampaikan rasa bela sungkawa yang sangat mendalam kepada keluarga korban atas musibah yang sedang dialami. Segala yang terjadi merupakan suratan takdir maka harus menerimanya dengan penuh sikap kedewasaan, lapang dada, ketabahan dan kesabaran.

Ketiga, mendukung penuh upaya dan langkah-langkah aparat keamanan untuk mengusut secara cepat sampai tuntas terkait motif serta polanya. Juga gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut. Gerakan terorisme sudah semakin sedemikian merajalela. Maka diperlukan penanganan khusus yang lebih intensif dari berbagai pihak terutama dari negara melalui keamanan.

"Keempat, mengajak seluruh warga Indonesia untuk bersatu padu menahan diri, tidak terprovokasi serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk kekerasan," ujarnya.

Kiai Said menyampaikan, PBNU mengimbau jika mendapati peristiwa sekecil apapun yang menjurus pada radikalisme dan terorisme segera laporkan ke aparat keamanan. Segala hal yang mengandung kekerasan sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan bertentangan dengan ajaran agama apapun.

Islam mengajarkan nilai-nilai kesantunan dalam berdakwah. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat An-Nahl ayat 125, serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Al Hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

"Kelima, mengimbau warga NU (Nahdlatul Ulama) untuk senantiasa meningkatkan dzikrullah dan berdoa kepada Allah SWT untuk keselamatan, keamanan, kemaslahatan dan ketenteraman hidup dalam berbangsa dan bernegara," terangnya.

Ia menyampaikan, NU juga meminta kepada semua pihak untuk menghentikan segala spekulasi yang bisa memperkeruh peristiwa ini. Percayakan penanganan sepenuhnya di tangan aparat keamanan. Dukung aparat keamanan, salah satunya dengan cara tidak ikut-ikutan menyebarkan isu, gambar korban dan berita yang belum terverifikasi kebenarannya terkait peristiwa ini.

Keenam, dikatakan Kiai Said, NU mendesak pemerintah untuk mengambil langkah tegas serta cepat terkait penanganan isu terorisme dan radikalisme. Langkah ini harus ditempuh sebagai bagian penting dari upaya implementasi dan kewajiban negara untuk menjamin keamanan hidup warganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement