Sabtu 12 May 2018 20:35 WIB

PAN Tolak Isu SARA di Pemilu 2019

Semua parpol yang berlaga pada Pemilu 2019 diyakini menolak politisasi isu SARA.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menegaskan partainya sangat menolak keras adanya politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019. Dia juga meyakini semua partai politik yang berlaga pada pesta demokrasi tahun depan menolak politisasi isu SARA.

"Tidak hanya PAN saja, semua menolak isu SARA kok," ujar Eddy usai diskusi publik bertemakan "Pemilu Tanpa SARA: Demokrasi 2019 Tanpa Cacimaki" yang digelar oleh Jaringan Muda Muslim Jayakarta (JMMJ) di Jakarta, Sabtu (12/5).

Karena itu, Eddy juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan dibandingkan perbedaan pandangan politik. Baginya, pembangunan rasa kebangsaan secara kolektif akan membuat situasi demokrasi di dalam negeri semakin baik.

"Yang perlu kita kuatkan adalah membangun rasa kebangsaan. Ini kewajiban kita semua," ucapnya.

Selain itu, PAN juga menolak keras adanya kelompok yang ingin merusak tatanan demokrasi di Indonesia. Termasuk orang-orang yang ingin menjadikan ideologi tertentu sebagai pengganti ideologi Pancasila.

"Pancasila, NKRI, dan UUD 1945 itu sudah final,” kata dia. 

Dia mengatakan semua pihak tidak bisa membenarkan berbagai paham menyimpang dan berada di luar Pancasila, NKRI, dan UUD 1945. “Apalagi para pendiri republik ini menyatakan bahwa kemajemukan sudah final bagi mereka. Jadi tidak ada tempat bagi mereka di luar itu di republik yang kita cintai ini," katanya.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Perbedaan Politik tak Pecah Belah Persatuan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement