Jumat 11 May 2018 15:40 WIB

Mantan Kapolda Kaltim Kaitkan Keamanan dan Perspektif Agama

Safaruddin membacakan doa Nabi Ibrahim untuk keamanan negeri.

Empat pasang calon gubernur dan wakil gubernur tampil di acara Debat Publik Sesi-2 di studio televisi swasta, Jakarta, Rabu malam (9/5).
Empat pasang calon gubernur dan wakil gubernur tampil di acara Debat Publik Sesi-2 di studio televisi swasta, Jakarta, Rabu malam (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Debat Pilgub Kaltim sesi-2  Jakarta, Rabu (9/5) malam, masih menjadi perbincangan netizen di linimassa. Ini terjadi saat calon wakil gubernur Kaltim  Irjen Pol (Purn) Safaruddin, menjelaskan bidang keamanan lewat perspektif agama.

Pernyataan itu terungkap ketika sesi tanya jawab antara Safaruddin dan Hadi Mulyadi yang juga calon wakil gubernur. Safaruddin menanyakan kepada Hadi, mengapa paslon yang diusung Gerindra, PKS dan PAN ini tak memiliki program keamanan untuk masyarakat Kaltim. Hadi menilai urusan keamanan merupakan tanggung pusat, bukan daerah. Moderator kemudian meminta Safaruddin untuk memberikan tanggapan atas jawaban Hadi.

Mantan kapolda Kaltim itu dengan tenang menyampaikan, bahwa soal keamanan merupakan hal penting untuk membawa masyarakat menuju kesejahteraan. Ini tersirat, ujarnya, lewat doa Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT agar memberikan keamanan dan kesejahteraan bagi umat. 

"Keamanan adalah hal pertama yang dimohonkan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT. Setelah keamanan, baru kesejahteraan yang diminta doa Nabi Ibrahim," ujar Safaruddin saat memberi penjelasan, seperti dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Jumat (11/5).

Kemudian disela perdebatan itu yang disiarkan langsung itu, Safaruddin sempat membacakan doa Nabi Ibrahim atau yang dikenal sebagai doa anugerah untuk keamanan negeri. 

"Doa anugerah keamanan negeri ini merupakan doa saat Nabi Ibrahim AS meminta kepada Allah SWT agar Makkah menjadi kota yang aman, damai, dan diberikan pula rezeki yang berlimpah kepada penduduknya," jelas Safaruddin. 

Ditemui usai acara, Safaruddin menjelaskan, banyak pesan dan makna yang ada dalam doa Nabi Ibrahim tersebut. Hal ini, ungkapnya, bisa jadi pedoman masyarakat Kaltim.

"Saya pikir ada banyak makna dan pesan yang bisa kita ambil dari doa Nabi Ibrahim," ucapnya. "Di manapun saya berada, agama tetap jadi pijakan utama dalam berbuat sesuatu. Termasuk untuk membangun Kaltim 5 tahun mendatang," timpal Safaruddin. 

Mantan kapolda Kaltim itu dikenal masyarakat memiliki latar belakang keluarga yang merupakan pemuka agama di Sulawsi Selatan. Bahkan, sejak bertugas di Polri sampai masa selama masa kampanye, ia kerap didapuk masyarakat untuk menjadi pengkhotbah saat sholat Jumat.

Sementara itu, usai Debat Pilgub Kaltim sesi-2, linimassa di Kaltim dibanjiri dengan testimoni para netizen di sejumlah grup Facebook perihal debat antara Safaruddin dan Hadi. Dalam postingan tersebut, rata-rata mengamini apa yang diucapkan Safaruddin.

"Keliatan mana pemimpin yang amanah saat debat soal keamanan. Yang satu menjadikan agama sebagai dasar untuk bekerja. Yang lainnya dari kalangan relijius, tapi menjadikan perspektif politik sebagai dasar untuk bekerja. Gimana ni menurut bubuhannya?" tulis akun Rafika Maulida, di salah satu grup lokal Samarinda.

"Pak Safaruddin kelihatan sekali menguasai materi. Debat soal keamanan di Kaltim aja pake pendekatan agama. Nah yang satunya dari partai agamis justru pake pendekatan politik. Ini piye?" tulis akun lainnya, Adelia Zahra. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement