REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hujan abu disertai pasir sempat melanda Kabupaten Sleman setelah terjadi erupsi freatik di Gunung Merapi. Secara swadaya, masyarakat menyiram air ke jalan-jalan yang tertutup abu bercampur pasir di sekitar rumah mereka.
Warga Kabupaten Sleman yang berada di daerah atas memang sempat mengalami kepanikan saat erupsi freatik terjadi di Gunung Merapi, Jumat (11/5) pagi. Sebagian warga langsung ke luar rumah untuk menuju titik-titik kumpul.
Terlebih, erupsi diawali suara gemuruh yang berlangsung sekitar lima menit dan disertai gempa. Setelah itu, hujan abu melanda daerah-daerah yang berada dekat dengan puncak Gunung Merapi.
Warga sekitaran kaki Gunung Merapi menyirami jalan-jalan yang sempat tertutup abu erupsi, Jum'at (11/5). Erupsi freatik sendiri terjadi sekitar pukul 07.00, berlangsung sekitar lima menit dan disertai gempa.
Hujan abu membuat sebagian besar jalan tertutup, yang membuatnya jadi licin. Setelah dirasa abu tidak lagi turun, masyarakat secara swadaya melakukan penyiraman jalan-jalan yang ada di sekitar kediaman mereka.
Hampir setiap rumah mengeluarkan selang, ember, dan gayung untuk menyiramkan air ke jalan-jalan. Hal ini dilakukan karena jalan yang tertutup abu bercampur pasir membahayakan pengendara yang melintas.
Sampai pukul 08.30, aktivitas menyiram jalan-jalan masih terlihat di hampir sebagian besar daerah atas Kabupaten Sleman. Seiring cerah matahari tampak muncul, kegiatan itu berangsur dihentikan masyarakat.