REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Suasana duka cita tampak di depan Mako Brimob Polda Sumut, Jalan Wahid Hasyim, Medan, Kamis (10/5) malam. Puluhan warga menggelar aksi menyalakan lilin untuk menunjukkan rasa belasungkawa usai kerusuhan di Rumah Tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5) lalu.
Selain menyalakan lilin, massa juga mengheningkan cipta dan berdoa bersama. Tak ketinggalan, mereka pun meletakkan bunga di depan Mako Brimob Polda Sumut sebagai simbol ikut berduka.
Dalam aksinya, puluhan warga yang berasal dari lintas profesi dan agama mengecam tindakan radikalisme yang terjadi. Mereka pun mendukung upaya kepolisian untuk memberantas gerakan radikalisme yang ada di Indonesia.
"Kami warga Sumut sangat berduka dan berbelasungkawa. Saya yakin, anggota polisi yang meninggal dunia dalam kejadian itu akan mendapat tempat yang terindah di sisi Allah," kata Ade Darmawan, salah seorang peserta, Kamis (10/5).
Laki-laki yang juga Ketua Baitul Muslimin Indonesia Kota Medan ini mengatakan, Islam sangat tidak mengajarkan pembunuhan. Oleh karena itu, radikalisme tidak boleh dibiarkan hidup di Indonesia.
"Islam itu rahmatan lil 'alamin. Sehingga, jangankan untuk membunuh, membenci saudaranya saja sudah dilarang," ujar dia.
Kerusuhan terjadi di Rutan Mako Brimob, Kepala Dua, Depok, sejak Selasa (8/5) malam. Lima polisi dan satu napi teroris tewas dalam kejadian ini.