REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengimbau warga tidak menyebarkan foto-foto aksi bunuh diri. Hal itu dikhawatirkan akan menimbulkan efek meniru (copycat) bagi warga lain.
"Jangan menyebar foto-foto tentang kejadian yang kemungkinan memicu yang kita sebut sebagai copycat (meniru)," kata Sandiaga di Gedung World Trade Center, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (9/5).
Sandiaga mengatakan, orang dengan kecenderungan gangguan mental seperti depresi memiliki tendensi sangat tinggi untuk meniru aksi bunuh diri. Oleh karena itu, ia meminta warganet untuk bersikap dewasa dan tidak menyebarkan konten yang dapat memicu aksi tiruan.
Menurut Sandiaga, tingginya angka bunuh diri sudah menjadi kekhawatirannya sejak awal. Oleh karena itu, ia mendorong dibentuknya lembaga untuk mengkaji kesehatan mental warga di DKI.
"Keinginan saya untuk menghadirkan Jakarta Institute for Mental Health. Ini yang kita harapkan segera tim dari Dinas Kesehatan dan Biro Kesos memfinalisasikan Jakarta Institute for Mental Health," kata dia.
Aksi bunuh diri, kata Sandiaga, hanya puncak gunung es. Akar permasalahan ini ada pada kesehatan jiwa. Tak hanya bunuh diri gangguan kejiwaan dapat menimbulkan dampak negatif lain, seperti perilaku kekerasan, kriminalitas, maupun narkoba.
"Itu memiliki akar yang sama yaitu permasalahan kesehatan jiwa,"ujar dia.
Sebelumnya, seorang warga ditemukan setelah melakukan aksi gantung diri di lampu penerangan jalan di Jembatan Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Foto kejadian itu menyebar di media sosial.