Rabu 09 May 2018 14:10 WIB

Polri: Kerusuhan Mako Brimob karena Makanan

Masalah makanan harus sesuai SOP verifikasi.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Aparat Brimob berjaga-jaga di depan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (9/5).
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Aparat Brimob berjaga-jaga di depan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian digegerkan dengan kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5) malam. Polisi menyebutkan bahwa kerusuhan tersebut karena hal sepele.

"Pemicunya adalah hal sepele," kata Karopenmas Polri Brigjen Muhammad Iqbal, Rabu (9/5).

Menurut Iqbal, kerusuhan dipicu karena makanan kiriman untuk napi. Tentu saja, kata dia, makanan atau benda apa pun yang dikirimkan kepada tahanan harus sesuai dengan standard operating procedure (SOP). "Masalah makanan yang harus sesuai SOP verifikasi dari kami," katanya.

Namun, napi tersebut tidak terima sehingga cekcok antara napi dan petugas pun tidak dapat dihindari. Akibatnya beberapa orang polisi mengalami luka-luka.

Untuk diketahui, kerusuhan terjadi pada Selasa (8/5) malam pukul 19.30 WIB. Sejumlah tahanan membobol pintu dan dinding sel tahanan, kemudian cekcok dengan petugas dan berakhir kerusuhan.

Baca juga,  Terjadi Insiden, Area Sekitar Mako Brimob Disterilkan.

 

Pengamat terorisme Harits Abu Ulya menyayangkan adanya keributan di Rutan Mako Brimob tersebut. Namun, karena keributan sudah terjadi, Harist mendorong agar kepolisian bisa transparan sehingga menghilangkan spekulatif yang saat ini masih berseliweran soal kabar penyanderaan maupun aparat yang tewas.

"Biar publik tidak berspekulasi maka alangkah baiknya jika pihak kepolisian transparan membeber kronologi yang sebenar-benarnya," ujar Harits kepada Republika.co.id, Rabu (9/5).

Harits menilai jika kabar penyanderan anggota polisi sampai perampasan senjata api oleh para napi adalah benar, keributan tersebut menjadi hal serius. Polisi, kata dia, perlu melakukan evaluasi atas kelalaian yang terjadi.

Polisi juga perlu mengkaji kembali apakah peristiwa tersebut murni karena adanya kelalaian dari aparat ataukah memang kondisi di luar prediksi. Harist berharap agar kepolisian tidak menutup-nutupi peristiwa tersebut. Kemudian, polisi bisa menjelaskannya kepada publik tentang apa yang terjadi atas kerusuhan di Mako Brimob.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement