Selasa 08 May 2018 02:05 WIB

Masuki Kemarau, KLHK Siaga Atasi Karhutla

Pengecekan hotspot dilakukan di sejumlahj wilayah rawan Karhutla.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Manggala Agni melakukan pengecekan hotspot di sejumlah wilayah rawan karhutla pada Ahad (6/5). Hal ini dilakukan untuk memastikan karhutla.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan mengatakan, musim kemarau sudah mulai tiba sehingga semua pihak harus waspada dan siaga melakukan pengendalian karhutla. Semua upaya pun digerakan, baik pencegahan melalui patroli dan sosialisasi, patroli udara, juga pemantauan hotspot beserta groundcheck. Kebakaran yang terjadi juga katanya harus segera direspons dengan cepat agar api tidak membesar dan meluas sehingga segera dapat ditangani.

"Patroli terus dilakukan pada wilayah-wilayah rawan. Patroli terpadu pencegahan karhutla digelar oleh Manggala Agni bersama para pihak seperti TNI, POLRI dan masyarakat untuk bersama-sama melakukan pemantauan desa-desa rawan dan sosialisasi kepada masyarakat," katanya melalui siaran pers, Senin (7/5).

Patroli secara rutin dilakukan Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Labuhanbatu, Sumatera Utara bersama dengan personil TNI, POLRI, Kepala Desa Tanjung Beringin dan masyarakat Desa Tanjung Baringin, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padanglawas.

Berdasarkan informasi dari website LAPAN (5/5) terpantau hotspot di wilayah tersebut. Tim segera melakukan pengecekan dan berdasarkan hasil groundcheck, ditemukan areal terbakar seluas 2,5 hektare pada lahan masyarakat dan kondisi saat itu api sudah padam.

Groundcheck juga dilakukan di Desa Air Hitam, Kecamatan Kualoh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan pantauan hotspot satelit TERRA-AQUA (NASA).

"Hasilnya ditemukan areal kebakaran seluas 10 hektare pada lahan konsesi. Tim Manggala Agni dan TNI segera melakukan pemadaman pada areal tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Manggala Agni Daops Siak melakukan pemadaman di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai, tepatnya di perbatasan Desa Tanjung Leban Dan Kelurahan Pelintung, Kecamatan Bandar Laksamana dan Medang Kampai. Luas terbakar mencapai 50 hektare merupakan lahan milik masyarakat. Pemadaman dilakukan oleh Manggala Agni Daops Siak bersama-sama dengan TNI, POLRI, tim pemadam dari perusahaan pemegang konsesi, Masyarakat Peduli API (MPA), dan masyarakat setempat.

Pemadaman juga dilakukan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai, Provinsi Riau dengan luas 10 hektare. Pemadaman terkendala pada akses transportasi yang terbatas karena harus melewati kanal dan tidak terdapat jembatan penyeberangan. Kondisi angin yang sangat kencang membuat api cepat merambat sehingga pemadaman sulit dilakukan.

Sementara Pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Ahad (6/5) pukul 20.00 WIB mendeteksi ada delapan hotspot yang terpantau satelit NOAA-19, masing-masing tiga titik di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, dan dua titik di Kalimantan Tengah. Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA) mendeteksi lima hotspot dengan rincian masing-masing satu titik di Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan serta dua titik di Nusa Tenggara Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement