Sabtu 05 May 2018 17:34 WIB

Gerindra Jateng Pertanyakan Kunjungan Brimob Bersenjata

Ngakunya hanya dolan (main). Tapi kita menyesalkan kenapa harus bersenjata kayak gitu

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Budi Raharjo
Sejumlah aparat polisi mendatangi Kantor DPD Gerindra Semarang, Jawa Tengah. Sabtu (5/5).
Foto: Sekretaris DPD Gerindra
Sejumlah aparat polisi mendatangi Kantor DPD Gerindra Semarang, Jawa Tengah. Sabtu (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Dalam dua hari berturut-turut Partai Gerindra Jawa Tengah dibuat tidak nyaman atas kedatangan sejumlah personel Brimob bersenjata laras panjang di kantor partai. Pada Jumat (4/5), Kantor DPC Kota Semarang didatangi, kemudian anggota Brimob kembali datang ke Kantor DPD Jawa Tengah pada Sabtu (5/5).

Sekretaris DPD Gerindra Jateng Sriyanto Saputro mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan kehadiran aparat di kantornya karena terbiasa menerima tamu dari berbagai pihak termasuk aparat. Namun, dengan kedatangan polisi bersenjata laras panjang secara tiba-tiba, dirasa Sriyanto berlebihan.

"Ngakunya hanya dolan (main). Tapi kita menyesalkan kenapa harus bersenjata kayak gitu. Kami selama ini juga berhubungan baik dengan aparat. Kenapa partai lain tidak diperlakukan sama? Apa salah kita? Selaku anggota Komisi A, aku menyesalkan cara-cara seperti itu," kata Sriyanto saat dihubungi melalui pesan teks, Sabtu.

Ia pun mempertanyakan bagimana SOP pihak aparat terkait pengamanan jelang Pilgub. Kehadiran aparat bersenjata laras panjang membuatnya merasa seperti partainya membuat kesalahan. Padahal, sejauh ini menurut Sriyanto tidak ada masalah pada partainya. "Seperti memburu teroris saja," lanjut dia.

Lebih lanjut, Sriyanto mempertanyakan apakah semua kantor partai diperlakukan sama. Apabila demikian, menurutnya cara tersebut tidak tepat karena menimbulkan kesan jelang Pilgub yang mencekam.

Sriyanto meminta aparat profesional untuk netral di tahun politik ini dan tidak menjadi alat politik pihak-pihak tertentu. Hingga berita ini ditulis, Republika masih mencoba menghubungi kepolisian terkait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement