Sabtu 05 May 2018 15:47 WIB

Ini Kata Pengelola Media Siber Arus Utama Soal Cekfakta.com

hoaks atau berita bohong muncul sebagai musuh utama dalam kehidupan berdemokrasi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Budi Raharjo
Sejumlah media siber utama sepakat membentuk cekfakta.com sebagai alat melawan hoaks.
Foto: Umi Nur Fadhilah
Sejumlah media siber utama sepakat membentuk cekfakta.com sebagai alat melawan hoaks.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Untuk memermudah klarifikasi kebenaran berita dan informasi, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Google News Initiative me luncurkan Cekfakta.com. Paltform tersebut menjadi terobosan yang dibutuhkan masyarakat untuk menyaring informasi dan hoaks.

Platform itu dibentuk juga atas kerja sama Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). "AMSI percaya gagasan cek fakta ini menjadi terobosan yang dibutuhkan bangsa Indonesia," kata Ketua UMUM AMSI Wanseslaus Manggut di Jakarta, Sabtu (5/5).

Mengingat, ia melanjutkan, Indonesia tengah menghadapi tahun politik pada 2018 dan 2019. Ia berharap platform CekFakta.com yang menjadi tempat klarifikasi atas hoaks lebih cepat dan sinergis. Sebab, ada kolaborasi antarmedia siber di Indonesia.

Ia berujar hasil klarifikasi yang dilakukan beberapa media dan termuat CekFakta.com dapat dimuat beberapa media lain yang berkolaborasi. Platform ini dibangun API Yudistira yang dibuat masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo). Pun Mafindo berperan sebagai pengelola basis data hoaks dengan dukungan Google News Initiative.

Kepala Google News Lab Irene Jau Liu mewakili Google menyatakan kebanggaannya bisa berkolaborasi dengan AJI, Internews, Mafindo, dan AMSI melawan hoaks di Indonesia. "Kami menantikan kerja sama lebih jauh dengan oara jurnalis di Indonesia," kata Liu.

Dalam mendukung organisasi media otoritatif dan terpercaya, Google meluncurkan Google News Initiative Training Network pertama di Asia. Ia meyakini, ketika jurnalis dan komunitas bekerja dengan peralatan daring utnuk memverifikasi informasi, maka dapat membangun benteng pertahanan melawan arus informasi yang meragukan.

Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaedi mengatakan media berperan menjaga proses demokrasi berjalan dan bekerja dengan benar, sesuai trek alamiahnya. "Okjektivitas dan kebenaran menjadi sangat penting sebagai pijakan utama kerja jurnalistik," ujar dia.

Irfan menganggap hoaks atau berita bohong muncul sebagai musuh utama dalam kehidupan berdemokrasi. Dengan demikian, Republika.co.id menilai CekFakta.com menjadi sangat vital dan signifikan dalam memerangi hoaks.

Berikut kumpulan kutipan dari pengelola media siber arus utama yang Berkolaborasi dalam Cekfakta.com:

Tempo.co bergabung dengan kolaborasi cekfakta.com karena memerangi hoaks adalah problem kita semua dan satu satunya cara untuk mengatasinya adalah bekerja bersama sama” (Wahyu Dhyatmika, pemred Tempo.co)

KabarMakassar.com turut serta dalam kolaborasi cek fakta sebagai bentuk pertanggungjawaban sekaligus melindungi publik dari bahaya hoaks. kerja sama ini untuk saling menguatkan dan menjaga jurnalisme yg baik” (Upi Asmaradhana, Pemred KabarMassar.Com)

Hoax adalah musuh bersama yang harus dibasmi. KabarMedan.com turut berkepentingan utk bergabung dengan cekfakta.com untuk ikut dalam gerakan membasmi hoax” (Agoez Perdana-Editor In Chief KabarMedan.com)

“Ini adalah kolaborasi media berita yang menjalankan disiplin verifikasi sebagai prinsip utama jurnalisme profesional. Dengan semangat tanpa kompromi memberantas kabar bohong, dan kerja sama aktif dalam pengecekan fakta, kita kembalikan fungsi media jurnalisme sebagai rumah penjernih informasi.” (Nezar Patria, Editor in Chief The Jakarta Post)

"Jurnalisme terpanggil untuk mengembalikan informasi sebagai sumber pengetahuan, bukan sumber kecemasan karena pencarian kebenaran yang terus diupayakan. Kompas.com ada dalam panggilan bersama-sama ini."  (Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com)

"Maraknya hoax/berita bohong adalah ancaman langsung terhadap demokrasi yang sehat. Kami, sebagai sebuah perusahaan media, memiliki kewajiban untuk mempertahankan kebenaran dan memverifikasi fakta. Kami bangga bisa bergandengan tangan dengan para mitra di industri ini untuk menjalankan kewajiban tersebut." (Anthony Wonsono, Pemimpin Redaksi Beritasatu.com)

"Media profesional yang menerapkan prinsip jurnalistik menjadi tumpuan publik mencari kebenaran di tengah maraknya berita bohong dan berita palsu. Dan menghadapi lautan fake news dan hoax ini harus dilakukan bersama sama, masif dan sistematis. Untuk itulah kami bergabung dengan cekfata, untuk menyelamatkan informasi kita. (Suwarjono, Pemimpin Redaksi Suara.com)

Merajalelanya hoax memungkinkan publik bertanya: institusi pers ngapain? Bergabung dalam kolaborasi ini menjadi niscaya bagi institusi pers karena tak mungkin media membiarkan kredibilitasnya di depan publik digerogoti tanpa berbuat apa-apa (Sapto Anggoro, Pemred Tirto.id)

"Hoax dan fakenews merajalela, menang karena terorganisir, massif serta sistematis didistribusikan ke masyarakat. Melawan hal tersebut juga harus cara sama, serta perlu ekstra dengan berkolaborasi antarsesama media," (Fakhrurrodzi, Pemimpin Redaksi RiauOnline.co.id)

Hoax dan fakenews yang berkembang memberikan pengaruh negatif terhadap masyarakat, Antara sebagai kantor berita Indonesia bersama rekan-rekan media bekerja sama  mencegah dan memerangi hoax untuk kebaikan bangsa," (Risbiani Fardaniah, Antaranews.com)

Peran besar media adalah menjaga proses demokrasi berjalan dqn bekerja dengan benar, sesuai trek alamiahnya. Objektivitas dan kebenaran menjadi sangat penting sebagai pijakan utama kerja jurnalistik. Sebaliknya, hoaks atau berita bohong muncul sebagai musuh utama dalam kehidupan berdemokrasi. Karena itu Republika.co.id  menilai keberadaan Cek Fakta menjadi sangat vital dan signifikan dalam memerangi hoaks. (Irfan Junaedi, pemimpin redaksi Republika).

Jurnalisme yang baik dengan disiplin verifikasi yang tinggi adalah kunci melawan hoax. Berkolaborasi jadi cara terbaik melawan derasnya hoax, bersama-sama. Jangan sampai kalah cepat dengan pergerakan kabar bohong yang menyesatkan publik. (Citra Dyah Prastuti, pemimpin redaksi KBR)

"Kolaborasi media-media dalam cekfakta.com wujud komitmen bersama memberantas content hoax di tengah banjirnya informasi di berbagai linimasa sosial media. Semoga publik dapat terbantu mendapatkan informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan." (Ismoko Widjaya, pemred Dream.co.id)

"Cek fakta adalah ruh dari jurnalisme. Karenanya, wajib dilakukan oleh semua media. Apalagi ditengah banjir informasi hoaks saat ini. Kolaborasi antar media, melalui cekFakta ini, menjadi salah satu penguat bagi media untuk konsisten verifikasi." (Yatimul Ainun, Pemred TimesIndonesia.co.id)

Sebagai media yang bertumpu pada kekuatan data dan riset, Katadata.co.id selalu berupaya memerangi informasi hoaks di negara ini. Upaya tersebut akan lebih efektif jika dilakukan secara bersama-sama dengan banyak media melalui wadah cekfakta.com. (Yura Syahrul - Katadata)

Hoaks itu antijurnalisme yang perlu kita lawan bersama-sama karena pengaruhnya sangat besar di masyarakat. Jangan kita biarkan merajalela. Maka kita bersama harus bersungguh-sungguh memberantasnya sebagaimana perang antara kebenaran melawan kebatilan dan kesesatan." (Ardian Taufik Gesuri, Pemred Kontan.co.id)

Memerangi hoax adalah menjadi tugas utama media untuk mengembalikan marwah jurnalisme di tengah gempuran derasnya media sosial. Bersama cekfakta.com hoax bisa dilawan secara masif karena media bisa menggunakan akses ke sumber langsung untuk memberikan informasi yang akurat dan benar.” ( Maryadi, Editor in Chief VIVA.co.id)

“Daya rusak hoax terhadap keadaban publik harus dilawan. Kolaborasi antarmedia menjadi pilihan paling tepat untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi yang akurat.” (Dwi  Eko Lokononto beritajatim.com)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement