REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menegaskan pentingnya membangun kesamaan persepsi antara TNI dan Polri. Terutama, dalam menjalankan tugas agenda pengamanan di tahun politik, yakni pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019.
"Penting membangun kesamaan persepsi dalam menjalankan tugas agenda keamanan nasional tahun 2018-2019. sarana dan wadah silahrurahim antar pimpinan Polri dan TNI, agar dapat diimplementasikan hingga bawah," kata Panglima TNI saat menghadiri Apel Kasatwil(kepala satuan kewilayahan) Polri se-Indonesia, di Auditorium PTIK Jakarta, Jumat (4/5).
Mantan kepala staf TNI Angkatan Udara (KSAU) menjelaskan, tahun 2018 sampai 2019 merupakan tahun yang penuh tantangan. Ini karena banyaknya agenda penting, seperti pilkada serentak, Asian Games, pemilu, dan pilpres.
Menurut dia, situasi strategis Indonesia saat ini sedang mengalami beberapa faktor eksternal tantangan ancaman seperti ekonomi, sosial, demografi pertahan dan keamanan sehingga penting untuk menyamakan persepsi.
"Apa yang terjadi di wilayah lain atau negara lain pasti berdampak akan berdampak luas dan kita semua pasti merasakannya. Konflik Laut China Selatan (LCS), terorisme global, dan perang dagang AS-Tiongkok," kata Hadi.
Oleh karena itu, TNI dan Polri harus memiliki kesamaan persepsi dan bersinergi dalam menjaga keamanan dalam negeri, sehingga timbuk kondusivitas. Terlebih, adanya ancaman "cyber attack" yang sudah bertranformasi menjadi "hybrid attack".
"Tantangan ke depan akan semakin komplek lantaran perubahan akan lebih cepat dak esklusif spektrum ancaman yang luas tersebut hanya bisa diatasi ketika TNI-Polri mampu bersinergi dengan kuat terpadu dan menyeluruh," kata Hadi.