REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Syamsi Dhuha Foundation (SDF) LSM nirlaba peduli lupus–peraih Sasakawa Health Prize 2012 dari WHO- pada Ahad (6/5) akan luncurkan hasil penelitian bahan alam yang berpotensi sebagai komplemen terapi lupus. Bersinergi dengan tim relawan peneliti dari Fakultas Kedokteran UNPAD (FK UNPAD) dan Sekolah Farmasi ITB (SF ITB), SDF menginisiasi uji klinis herbal cecendet/ciplukan (physalis angulata Linn).
"Langkah ini untuk mengetahui aspek keamanan dan khasiat dari tanaman tersebut," kata Ketua SDF Dian Syarief didampingi Manajer SDF Laila Panchasari, dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Jumat (4/5).
Ketua Syamsi Duha Foundation (SDF) Dian Syarif menjelaskan tentang Lupus.
SDF pun kemudian mengandeng PT Kimia Farma (Persero), Tbk (KF) untuk dapat memproduksi dan mendistribusikan kapsul ekstrak cecendet ini yang diberi nama Lesikaf. Dengan harapan, hasil penelitian ini, dapat diakses oleh orang dengan lupus (Odapus) di berbagai daerah di Indonesia dengan harga terjangkau.
“Hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat sembuhkan lupus. Obat yang ada hanya bersifat simptomatik (redakan gejala)," kata Dian.
Karena itu, SDF tergerak untuk berperan aktif dalam usaha dunia menemukan terapi lupus yang relatif aman dan efektif. Apa yang dilakukan ini, kata Dian, merupakan langkah awal yang masih membutuhkan banyak penyempurnaan dan pengembangan. "Semoga inisiatif ini dapat tingkatkan penggalian potensi bahan alam Indonesia sebagai komplemen terapi lupus," ungkap Dian yang juga Odapus.
Acara peluncuran yang juga merupakan puncak peringatan World Lupus Day 2018 (WLD) ini, diawali dengan talkshow dengan menghadirkan Dr Ir Penny K Lukito MCP (Kepala BPOM), dr Rachmat Gunadi SpPD-KR (Wakil Tim Peneliti UNPAD), Prof Dr Elin Yulinah Apt (Wakil Tim Peneliti SF ITB), Honesti Basyir (Direktur Utama KF), dan Dian Syarief.
Kepala BPOM menyambut baik langkah SDF dan sangat mendukung penelitian yang diinisiasi oleh pasien ini. “Semoga berikutnya ada bahan alam lain yang juga dapat dikembangkan, tidak hanya sebagai jamu/obat herbal terstandar (OHT), tapi dapat juga ditingkatkan menjadi Fitofarmaka. BPOM akan dukung penelitian-penelitian bahan alam lanjutan terkait dengan terapi Lupus," ujar Penny.
Sementara Prof Elin menjelaskan, hasil uji pre-klinis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak cecendet tidak menimbulkan toksisitas terhadap hewan percobaan dan tidak memengaruhi biokimia darahnya, sehingga aman untuk dilanjutkan ke tahap uji klinis. "Pada uji pre-klinis, ekstrak cecendet dapat meredakan radang, menurunkan kreatinin dan memperbaiki profil darah yang sering berhubungan dengan gejala lupus,” ujarnya. Prof Elin yang telah banyak menghasilkan jurnal ilmiah, akan membantu pula menyiiapkan publikasi ilmiah hasil penelitian ini.
Lesikaf Ekstrak Cecendet
Wakil tim peneliti Unpad, Rachmat menyampaikan, dari hasil penelitian, pemberian ekstrak cecendet sebagai terapi ajuvan dalam terapi standar lupus, secara klinis pada komponen fisik kualitas hidup dan skala nyeri secara statistik menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Cecendet aman dikonsumsi karena tidak timbulkan efek samping pada pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal, liver dan hematologi.
"Kiranya, ikhtiar penelitian ini dapat bermanfaat bagi para Odapus untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, khususnya dalam atasi fatigue dan peradangan yang kerap jadi masalah,” katanya.
KF melalui Unit New Product Development (NPD) bekerja sama dengan berbagai pihak terus berinovasi untuk menghasilkan berbagai produk farmasi yang tingkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di antaranya, melalui pemanfaatan cecendet/ciplukan. "Obat herbal alternatif untuk Lupus ini bersifat meredakan, diharapkan dapat diakses oleh para Odapus di berbagai daerah di Indonesia," kata Honesti Basyir yang hadir beserta jajaran Direksi KF.
Adapun prosesi peluncuran akan dilakukan oleh Dirut KF, Rektor UNPAD Prof DR med Tri Hanggono Achmad, dr., Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi DEA, Kepala BPOM, dan Founder SDF Eko Pratomo. Simbolisasi penyerahan kapsul Lesikaf akan diterima oleh 10 perwakilan komunitas lupus dari berbagai daerah Medan, Palembang, Kalimantan Timur, Bali, Lombok, Jawa Timur, Semarang, Yogya , Solo dan Jakarta.
Ikhtiar SDF ini diawali dengan ajang Care for Lupus SDF Awards 2011–2014. Kala itu, bahan alam yang terpilih kemudian dilanjutkan ke proses uji pre klinis dan uji klinis. Meski belum sempurna, namun yang terpenting langkah kecil itu telah dimulai dan dapat terbangun kesadaran para Odapus beserta keluarganya untuk selektif gunakan herbal yang sudah diteliti aspek keamanan dan khasiatnya. Sehingga, Odapus terhindar dari penggunaan herbal yg tak sesuai dengan kondisinya/kontraindikasi. "Inilah sebentuk kepedulian dan tanda cinta yang ingin dipersembahkan SDF bagi para Odapus dan keluarganya," ujar Dian.
Manager SDF Laila Panchasari mengatakan, sebelum puncak acara WLD 2018, telah digelar pula: Virtual Charity Run and Walk for Lupus (CRL) yang diikuti oleh hampir 300 pelari dari berbagai daerah dan komunitas pelari. Fun Run dan sosialisasi lupus bersama komunitas lari Indorunners-Bandung. Penjurian Lupie Diary Award yang diikuti oleh 21 peserta berasal dari Lampung, Pontianak, Padang, Bogor, Karawang dan lain-lain.
Adapun aplikasi Lupie Diary yang berfungsi sebagai personal medical record telah digunakan oleh lebih dari 1.100 pengguna. Akan diadakan pula lomba senam lupus yg diikuti oleh 5 komunitas lupus: Cinta Kupu Medan, PLSS Palembang, Panggon Kupu Semarang, Kirana Surabaya & Paguyuban Kupu Jakarta dengan hadiah berupa dana pengembangan komunitas senilai total Rp 9 juta. Adapun senam lupus yang dapat diunduh gratis ini sudah disaksikan oleh hampir 7.000 viewers. Tak ketinggalaan acara akan dimeriahkan pula dengan penampilan vokalis Tulus.
“Puncak peringatan WLD 2018 akan diwarnai pula dengan Fun Run 5K di seputaran Dago & Victory Walk sambil lakukan sosialisasi lupus di area Car Free Day Dago oleh para pelari CRL. Bersamaan waktunya dengan kegiatan tersebut di Aula Barat ITB juga akan berlangsung konsultasi lupus gratis bersama para dokter pemerhati lupus multi disiplin dan bazaar yang menampilkan aneka karya Odapus seperti hasil kebun organik, Lupie’s Pack dan aneka jajanan Bandung," ujar Laila.