REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Departeman Pembinaan Istri Kepala Daerah PKS Netty Prasetyani optimistis bisa menjalankan tugas mengamankan suara Pasangan Calon (Paslon) Gubernur Jawa Barat, Sudrajat-Syaikhu di daerah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat. Menurut Netty, wilayah Pantura memang bukan basis PKS.
Namun, hal itu bisa diatasi dengan kerja sama dan militansi kader yang sudah teruji. Karena, mereka memahami bahwa hajat demokrasi, baik Pilgub atau Pileg menuntut kerja keras kader.
"Kami sedang memetakan dan mengidentifikasi untuk mendulang suara. Tentu butuh kerja keras, tapi kader PKS semua militan dan saya itu poin penting bagi kami," ujar Netty yang merupakan istri Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) itu, saat dihubungi, Kamis (3/5).
Netty menjelaskan, identifikasi yang dilakukan di antaranya adalah menghitung kebutuhan suara yang nantinya dibagi per wilayah dengan menggaet tokoh masyarakat. "Sekarang kami sedang mengajak tokoh masyarakat ulama dan kiayi yang sudah dekat dengan PKS untuk membantu sosialisasi paslon gubernur kami," katanya.
Saat ditanya mengenai persaingan dengan tiga pasangan calon gubernur Jabar lain, Netty menilai peluang menang dan menambah suara masih terbuka bagi semua kandidat. "Meski saya gak tau presentasenya. Kader PKS itu saya lagi-lagi bilang, mereka militan, siap kerja. Mereka semangat memenangkan Asyik," katanya.
Saat ini, kata Netty, fokusnya adalah mengamankan suara untuk Sudrajat-Syaikhu di Pantura. Hal ini, tidak terlepas dari pencalonannya menjadi calon anggota DPR RI daerah pemilihan (Dapil) 8, yang meliputi kabupaten Cirebon, kota Cirebon dan Indramayu.
Namun, kata dia, bahwa upayanya mendulang suara adalah semata-mata menjalankan tugas partai. Jadi bukan karena dirinya dicalonkan di DPR RI. "Tanpa saya dicalonkan saya akan bekerja keras, tentu sesuai dengan aturan yang berlaku," katanya.
Secara teknis kata Netty, nanti simpatisan, kader partai dan relawan akan memasang gambar dirinya dengan pasangan calon Gubernur Asyik di sejumalah wilayah di dapil delapan. Namun dengan aturan yang berlaku di KPU dan Bawaslu.
"Jadi saya berkonsultasi dengan KPU dan Bawaslu aturanya, saya boleh sosialisasi dengan calon Gubernur dengan catatan memiliki jabatan publik di Partai," kata Netty seraya mengatakan kebetulan dirinya menjabat sebagai ketua departemen pembinaan kepala daerah.
Belakangan ini, kata dia, simpatisan dan kader sudah bergerak mesosialisasikan secara door to door dan dengan memasang gambar. "Saya sudah lihat beberapa sudah dipasangan," katanya.