REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan dirinya tidak terlalu berambisi dan tidak juga dalam posisi menolak untuk menjadi calon presiden atau wakil presiden di Pilpres 2019. Menurut Aher, kepemimpinan, tidak boleh diamanatkan kepada orang yang terlalu berambisi. Sekaligus, kepada orang yang tidak mau memimpin.
Aher mengatakan, tengah berusaha menyempurnakan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Barat yang akan berakhir pada Juni 2018. Namun, sebagai kader, dirinya harus patuh dan menunggu apapun yang dimusyawarahkan PKS dan keputusan Majelis Dewan Syuro. Karena, semua keputusan penting seperti terkait dengan pemilihan presiden, arah dukungan, koalisi dan pencalonan, semuanya diputuskan Majelis Dewan Syuro. Saat ini, komunikasi antara dirinya dengan partainya pun sangat baik.
"Keputusannya diumumkan Majelis Syuro. Saya mengalir saja. Amanah itukan berat. Saya menganut sikap dan filosofi, bahwa kepemimpinan itu harus ada kesiapan dan tepat," ujarnya di Kota Bandung, Rabu (2/5).
Menurut Aher, pemimpin publik seperti presiden itu kan mulai ide pikiran sampai semuanya untuk rakyat, tidak mungkin untuk yang lain. Makanya, sangat berat. "Ya sambil nunggu ada keputusan, saya sering mengisi dengan shalat malam minta petunjuk. Kalau umur lima puluhan kan gampang banget ya untuk shalat malam," katanya.
Dalam filosofi kepemimpinan, kata dia, kepemimpinan tidak boleh diberikan kepada yang terlalu mau atau terlalu ambisius. Karena, akan ada potensi melakukan langkah-langkah yang menghalalkan segala cara untuk meraih kepemimpinannya. Jangan sampai, kepemimpinan diberikan kepada orang yang tidak mau karena akan pasif saat memimpin.
"Di tengah-tengah saja. Dan saya di tengah-tengah posisinya. Tidak masuk kelompok yang mau, tidak masuk kelompok yang tidak mau," ucapnya.
Aher mengatakan, dirinya bukanlah orang yang akan menghadapi gejala pascakekuasaan atau post power syndrome. Aher menuturkan dirinya sudah mempersiapkan diri untuk melepas jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat. "Insya Allah tidak akan post power syndrome. Apapun yang terjadi, tugas atau garapan berikutnya, sudah siap," ujarnya.
Aher mengatakan, ia siap berkarir di pemerintahan, ke sekolah atau kampus. Bahkan, jadi petani pun ia bisa. "Bertani mangga gedong gincu atau betersidat bisa, kan sudah terbuka pasarnya ke Jepang," kata Aher seraya mengatakan akan tetap tinggal di Bandung seusai jadi gubernur.
Selama ini Aher digadang-gadang menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Aher mengatakan dirinya terakhir kali bertemu Prabowo beberapa bulan lalu. "Pertemuan dengan Pak Prabowo, sudah agak lama. Waktu itu ada acara di Jakarta, bukan acara resmi tapi sekilas, kita berpapasan, dan ngobrol singkat soal politik," katanya.