Rabu 02 May 2018 19:06 WIB

Tangis Ibu Korban Bagi Sembako Pecah Usai Lapor Polisi

Ia terus memanggil nama anaknya.

Orang tua dari korban tewas dalam acara bagi-bagi sembako di Monas, melaporkan Ketua Panitia Acara Untukmu Indonesia ke Bareskrim KKP Gambir Jakarta Pusat, Rabu (2/5), didampingi kuasa hukumnya.
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Orang tua dari korban tewas dalam acara bagi-bagi sembako di Monas, melaporkan Ketua Panitia Acara Untukmu Indonesia ke Bareskrim KKP Gambir Jakarta Pusat, Rabu (2/5), didampingi kuasa hukumnya.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Setelah memberikan keterangan pada awak media, Komariah, yakni ibu kandung dari anak korban tewas sembako gratis di Monas, mendadak pingsan. Memang, saat tiba di Bareskrim, wajah Komariah tampak sayu. Itu memang sudah tejadi sejak hari pertama kematian anaknya, Muhammad Rizki (10 tahun).

Anak pertamanya serta kuasa hukumnya dengan sigap langsung menggendong Komariah kembali masuk ke dalam ruang tunggu Bareskrim. Komariah pun direbahkan di sofa ruang tunggu yang berwarna cokelat itu. Badannya lunglai.

Ketika matanya terbuka, air mata langsung pecah, ia menangis kencang dan meneriaki nama anaknya. "Rizki... Rizki..." teriak Komariah dengan tangisnya yang meraung-raung. Kejadian ini terjadi pada Rabu (2/5) sekitar pukul 14.30 WIB di Bareskrim KKP Gambir, Jakarta Pusat.

Si sulung hanya bisa memeluk sambil mengelus punggung ibunya dan berkata, "Sudah Bu... sudah," kata anak sulungnya lirih.

Komariah adalah orang tua tunggal yang telah ditinggal suaminya meninggal. Ia harus mengurus kelima anaknya seorang diri. Si bungsu yang memiliki down syndrome adalah satu-satunya anak yang selalu menempel dengannya selama 10 tahun ini.

Saat Komariah masih terbaring di sofa ruang tunggu, seluruh yang ada di ruangan diminta keluar agar Komariah bisa kembali tenang.

Untuk diketahui, dua anak bernama Mahesa Junaedi (12) dan Muhammad Rizki (10) warga Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara, menjadi korban tewas dalam event bagi-bagi sembako pada acara "Untukmu Indonesia", yang diadakan di Monas, Sabtu (28/4).

Keluarga korban pun mendatangi Bareskrim KKP Gambir, Jakarta Pusat, untuk membuat laporan terkait kelalaian panitia yang menyebabkan tewasnya dua orang. Laporan pihak keluarga korban telah diterima oleh Bareskrim KKP Gambir dengan nomor laporan LP/450/V/2018/Bareskrim tertanggal 2 Mei 2018.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement