Rabu 02 May 2018 17:01 WIB

Jusuf Kalla: Orang Padang Dikenal karena Tiga Hal

Orang Padang dikenal karena pengusaha yang ulet, pemuka agama, dan cendekia.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menyampaikan orang Minang di Tanah Air dikenal dalam tiga hal. Hal-hal tersebut, yakni pengusaha yang ulet, pemuka agama dan para cerdik pandai atau cendekia.

"Pada zaman sekarang ketiga karakter tersebut, yaitu pengusaha, pemuka agama dan cerdik pandai bisa dihasilkan oleh perguruan tinggi. Oleh sebab itu generasi muda Minang harus bersungguh-sungguh mewujudkan," kata dia di Padang, Rabu (2/5).

Ia menyampaikan hal itu saat membuka acara program pendampingan kewirausahaan perguruan tinggi negeri dan swasta se-Sumatera Barat di hadapan sekitar 2.500 mahasiswa. Wapres menyebutkan tokoh- tokoh Minang yang dikenal pada tingkat Nasional adalah para cerdik pandai seperti Bung Hatta, Syahrir, Agus Salim dan lainnya.

"Mereka semua dikenal karena visi dan kecerdasannya, bukan karena bawa pedang," ujar dia.

Ia mengatakan hal ini berbeda dengan daerah lain yang tokohnya dikenal karena kehebatan berperang dan pejuang. "Para generasi muda Minang harus mempertahankan tradisi ini, yaitu menjadi pengusaha yang ulet, tokoh agama hingga seorang pemikir," tambah dia.

JK menceritakan kalau di Jakarta dulu saat shalat Jumat sembilan dari 10 khatib yang ada orang Padang tapi sekarang jumlahnya sudah mulai berkurang. "Artinya terjadi penurunan, dulu orang belajar agama ke Padang Panjang, sekarang orang Minang belajarnya ke Gontor," lanjut dia.

Ia juga mengatakan sumber daya alam di Sumbar tidak sebaik daerah lain seperti Riau. "Oleh sebab itu salah satu yang harus ditekankan adalah meningkatkan kemampuan kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan generasi muda," ujar dia.

Ia menyebutkan jika mahasiswa masih berkeinginan jadi pegawai negeri, setiap tahun paling banyak pembukaan lowongan untuk menjadi pegawai hanya sekitar 50 ribu, sedangkan jumlah lulusan perguruan tinggi per tahun bisa mencapai 1 juta orang.

"Artinya kecil sekali peluang jadi pegawai hanya 0,5 persen," tambahnya.

Rektor Uiversitas Negeri Padang Prof Ganefri menilai jiwa wirausaha atau enterpreneur di kalangan mahasiswa mulai luntur karena terobsesi menjadi pegawai. Seharusnya mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi bukan lagi mencari pekerjaan, akan tetapi harus mampu menciptakan pekerjaan.

"Ini yang coba kita tanamkan melalui pendidikan kewirausahaan di kampus," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement