Rabu 02 May 2018 16:51 WIB

Keluarga Korban Bagi Sembako Tolak Autopsi

Keluarga mengaku panitia tak mendatangi rumah korban

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Hafil
Kuasa hukum korban pembagian sembako di Monas bernama Rizki, Muhammad Fatayyah mendampingi orang tua korban memberi keterangan pers di RT 12/RW 13 Pademangan Barat, Jakarta Utara, Selasa (1/5).
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
Kuasa hukum korban pembagian sembako di Monas bernama Rizki, Muhammad Fatayyah mendampingi orang tua korban memberi keterangan pers di RT 12/RW 13 Pademangan Barat, Jakarta Utara, Selasa (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kakak korban pascapembagian sembako di Monas, Dian Kartika (30 tahun), mengaku keluarga menolak autopsi maupun visum jenazah adiknya. Karena, mereka kasihan jika jenazah adiknya itu diangkat kembali.

 

"Kasihan kalau sampai kayak di visum atau di autopsi," kata Tika, Rabu (2/5).

Ia pun mengaku bingung karena belum ada pihak dari panitia yang datang untuk bertanggungjawab atas tragedi yang menimpa adiknya tersebut. "Gak ada pihak yang mengatasnamakan panitia. Jadinya bingung, ngebleng gitu," tambahnya.

Dua anak warga Pademangan, Jakarta Utara dilaporkan menjadi korban tewas di acara pembagian sembako yang dilaksanakan panitia dari Forum Untuk Indonesia di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Sabtu (28/4). Tewasnya dua anak ini dibenarkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

"Fakta kejadian telah terjadi dan kami sangat prihatin. Adanya dua korban yang mesti kehilangan nyawanya yaitu saudara kita Mahesha Junaedi dan satu lagi, Adinda Rizki. Keduanya warga Pademangan," kata Sandiagadi Balai Kota DKI Jakarta,  Senin (30/4) malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement