Selasa 01 May 2018 12:56 WIB

Demokrat Sebut Acara Bagi Sembako di Monas Pembunuhan

Panitia dinilai tak profesional dalam menyelenggarakan acara.

Rep: Mas Alamil Huda / Red: Andi Nur Aminah
Panitia membawa balon untuk dilepaskan saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4). Dalam acara ini juga dilakukan pembagian sembako yang berbuntut tewasnya dua anak kecil.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Panitia membawa balon untuk dilepaskan saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4). Dalam acara ini juga dilakukan pembagian sembako yang berbuntut tewasnya dua anak kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Demokrat DPRD DKI Taufiqurrahman mengecam gelaran acara 'Untukmu Indonesia' di Monas yang mengakibatkan hilangnya dua nyawa bocah pada Sabtu (28/4). Taufiq menilai acara yang diisi dengan bagi-bagi sembako ini tak ubahnya pembunuhan terhadap rakyat.

"Ini pesta rakyat yang membunuhi rakyat kalau begitu caranya. Saya minta panitia bertanggung jawab secara materil dan nonmateril kepada keluarga korban," kata dia saat dihubungi, Selasa (1/5).

Anggota Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat ini menilai, meninggalnya dua anak itu menunjukkan bahwa panitia tidak antisipatif terhadap segala kemungkinan dari acara yang dilaksanakan. Taufik menyebut panitia tak profesional dalam menyelenggarakan acara. "Panitia kurang perencanaan dan terkesan amatiran, tidak persiapkan alat medis di tempat acara, kemudian tidak diatur mekanisme pembagian," ujar dia.

Menurutnya, banyaknya warga yang mengantre untuk mendapat sembako murah menunjukkan kian buruknya kondisi ekonomi di tingkat bawah. Masyarakat harus rela berdesakan bahkan mempertaruhkan nyawa hanya untuk mendapat sembako.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Sandiaga Uno menyesalkan kegiatan 'Untukmu Indonesia' yang berimbas terhadap meninggalnya dua korban. Korban meninggal adalah warga Pademangan, Jakarta Utara dan keduanya masih berusia anak-anak.

Korban bernama Muhammad Mahesa Junaedi yang berusia 12 tahun. Sementara Muhammad Rizki Saputra berusia 10 tahun. Keduanya warga Pademangan yang harus kehilangan nyawa karena berdesak-desakan. Sandi menyebut saat ini ada investigasi lanjutan berkaitan dengan penyebab pasti dari kematian kedua korban.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement