REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan hampir 1 juta buruh bakal turun aksi di peringatan hari buruh internasional atau May Day di 25 provinsi. Sementara sekitar 150 ribu se-Jabodetabek yang akan ikut aksi unjuk rasa di sekitar Kompleks Istana Kepresidenan pada Selasa (1/5).
"Dari catatan kita sekitar 150 ribu orang dari seluruh serikat buruh berunjuk rasa di istana, diantaranya 87 ribu orang dari KSPI. Aksi kita dimulai dari untuk di istana kumpulnya jam 10 pagi di Patung Kuda, terus berjalan kaki ke istana sampai jam 13.00 WIB," ungkap Said Iqbal, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (30/4).
Dalam unjuk rasa nanti, Iqbal menyatakan ada tiga tuntutan rakyat atau Tritura Plus. Tuntutan pertama adalah menurunkan harga beras, listrik, BBM, dan bangun ketahanan pangan dan ketahanan energi. Tuntutan kedua, menuntut pemerintah menolak upah murah, mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, dan merealisasikan 84 item Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
"Untuk tuntutan ketiga, tolak tenaga kerja asing, buruh kasar dari China, cabut Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang TKA. Plus-nya adalah hapus outsourcing dan pilih presiden 2019 pro-buruh," kata Said.
Said Iqbal berharap, pihak pemerintah bisa mendengar dan melaksanakan tiga tuntutan pihaknya tersebut. Mengenai tuntunan penolakan TKA yang akhir-akhir ini menjadi trending topik, harus diperhatikan oleh pemerintah. Apalagi TKA yang dipermasalahkan adalah unskilled labour, yang bisa dikerjakan oleh pekerja lokal.