Senin 30 Apr 2018 13:03 WIB

Hari Buruh Harus Dijadikan Ajang Perbaikan Kesejahteraan

Hampir semua tuntutan buruh belum terpenuhi

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Hafil
Massa buruh yang tergabung dalam FSPMI dan SPSI Jawa Barat melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin (23/4).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Massa buruh yang tergabung dalam FSPMI dan SPSI Jawa Barat melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Imam Suroso berharap peringatan hari buruh dapat dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh. Oleh karena itu, peringatan yang dilaksanakan setiap tahun itu tidak boleh hanya sekadar seremonial.

"Saya harap peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day tidak hanya sekedar seremonial tahunan saja. Tapi juga harus menjadi momentum perbaikan kesejahteraan buruh," harap Politikus Partai PDI Perjuangan itu, Senin (30/4).

Imam Suroso menambahkan, setiap tahun, aktivis buruh selalu mengajukan tuntutan, namun hampir seluruh tuntutan tersebut belum terpenuhi. Jika seluruh tuntutan tidak dapat dipenuhi secara langsung, dia berharap setidaknya ada satu dua tuntutan yang dapat dilaksanakan.

"Hal-hal ini yang mesti menjadi fokus perhatian pemerintah. Pemerintah diminta untuk mendengarkan secara seksama tuntutan para buruh," tambahnya.

Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menyampaikan tiga ada tiga tuntutan rakyat atau Tritura Plus. Tuntutan pertama adalah menurunkan harga beras, listrik, BBM, dan bangun ketahanan pangan dan ketahanan energi. Tuntutan kedua, menuntut pemerintah menolak upah murah, mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, dan merealisasikan 84 item Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Ketiga, tolak tenaga kerja asing, buruh kasar dari China, cabut Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang TKA. Kemudian plus-nya adalah hapus outsourcing dan memilih presiden yang pro kepada kaum buruh. Rencananya akan ada sekitar 150 ribu buruh akan berunjuk rasa di Kompleks Istana Kepresidenan pada peringatan May Day pada Senin (1/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement