Jumat 27 Apr 2018 17:23 WIB

Divonis 15 Tahun Penjara, Setnov Akui Stres

Setnov divonis 15 tahun penjara dan denda Rp 500 juta dalam kasus KTP-el.

Terdakwa tindak pidana korupsi  KTP Elektronik, Setya Novanto  memberikan keterangan  kepada media  saat jeda  dalam sidang lanjutan dokter Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (19/4).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Terdakwa tindak pidana korupsi KTP Elektronik, Setya Novanto memberikan keterangan kepada media saat jeda dalam sidang lanjutan dokter Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua DPR, Setya Novanto (Setnov) mengaku stres pascavonis 15 tahun penjara karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi pengadaan KTP-el tahun anggaran 2011-2012. Selain vonis penjara, Setnov juga divonis pencabutan hak politik.

"Ya pastilah (stres), kita kan tidak menyangka demikian tapi ya sudahlah," kata Setnov di sela-sela menghadiri sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jumat (27/4).

Setnov menjadi saksi untuk terdakwa dokter RS Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo. Bimanesh didakwa bekerja sama dengan advokat Fredrich Yunadi untuk menghindarkan Setnov diperiksa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi KTP-el.

Namun, Setnov belum memutuskan untuk mengajukan banding. "Ya kita lihat lah perkembangannya, terus dibicarakan dengan keluarga supaya semuanya, ya kita lihat nanti," tambah Setnov.

Setnov pun mengaku masih membicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan vonis malah diperberat bila mengajukan banding. "Sudah bicarakan, kita ngobrol perlu apa tindak lanjutnya, nanti kita lihat," tambah Setnov.

Dalam perkara korupsi KTP-el pada 24 April 2018, Setnov divonis 15 tahun penjara ditambah denda Rp 500 juta subsider 3 bulan kurungan. Setnov juga dibebankan pembayaran uang pengganti sebesar 7,3 juta dolar AS (dengan kurs Rp 9000 saat itu adalah Rp 65,7 miliar) dikurangi Rp 5 miliar yang sudah dikembalikan Setnov serta mencabut jabatan publik selama lima tahun.

 

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement