Kamis 26 Apr 2018 21:14 WIB

Pengamat: Aher Berpeluang Jadi Calon Presiden

Peluang Aher diambil jadi cawapres Jokowi sangat kecil

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur jawa barat Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur jawa barat Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peluang Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan untuk maju dalam pemilihan presiden 2019 sangat besar. Bahkan menurut Pakar Politik Unversitas Parahyangan (Unpar) Asep Warlan, di Pilpres nanti Aher bukan hanya berpeluang untuk posisi wakil namun untuk bakal calon presiden.

Asep menjelaskan, Aher memiliki peluang besar karena, selain merupakan Gubernur berprestasi selama dua priode, Aher juga merupakan kader terbaik di PKS. Tentunya, selain delapan nama lainnya yang di internal partai yang juga diajukan PKS.

"Untuk di Jawa Barat ini Aher sangat representasi orang Sunda, yang kini memang orang Jawa Barat menginginkan sosok presiden dari Jawa Barat," ujar Asep kepada wartawan, Kamis (26/4).

Selain itu, kata Asep, peluang besar Aher ini ada pada posisi bakal calon Presiden dengan Prabowo Subianto. Karena hubungan PKS dan Gerindra sangat baik dibanding dengan partai lain.

"Jika saya melihat sebagai orang Jawa Barat sangat cocok jika Prabowo menggandeng Aher yang merupakan representasi orang Jawa Barat. Apalagi Jawa Barat ini juga sebagai lumbung suara," katanya.

Namun, Asep menilai, ada pesaing berat yang harus dihadapi Aher dalam Pilpres nanti. Selain dari internal, ada juga dari eksternal PKS. Di Internal ada nama Anis Matta, kemudian untuk di eksternal ada mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli.

"Melihat pesaingan berikut yang cukup berat di eksternal, PKS harus menyakinkan Prabowo agar mengambil kader terbaiknya itu untuk bakal calon wakil Presiden," katanya.

Terkait peluang Aher digandeng oleh bakal calon presiden pejawat Joko Widodo, Asep mengatakan, kemungkinannya sangat tipis karena garis koalisi partai antara partai pendukung pemerintah dan oposisi.

"PKS kan sudah setia dengan Gerindra, namun memang ada ancaman dari PKS jika Prabowo tidak mengambil wakil dari PKS, maka PKS akan lari dari koalisi yang katanya sudah bersekutu itu," kata Asep.

Saat ini, kata Asep, waktu masih panjang hingga pendaftaran calon presiden nanti, maka segala kemungkinan masih bisa terjadi. "Bursa Pilpres masih lama segala kemungkinan masih bisa terjadi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement